Yang meminta, yang memuntahkannya diwajah yang memberi.
Aku tahu bahwa air laut asin, namun tetap memaksakan diri mereguk dahaga.
Dan perasaan hangat yang menjalar dalam darah sekian lama dulu, mungkin dalam hatimu pun meredup hebat. Seperti binar lilin menjelang padam.
Mundurkah aku harusnya?
Ya. mestinya aku lari jauh sejauh-jauhnya darimu.
Ya. mestinya yang cacat hina menjauh dari permata.
Tapi secuil ego tumbuh disudut hati, aku ingin bersamamu selamanya.
egois, egois, egois.
Memang aku egois. Memang aku jauh dari kata baik.
tapi hatiku tak kunjung usai berjibaku, antara hitam dan putih.
Entah kemana takdir membawa,
aku bersiap.