Naik Pesawat Terbang Membawa Anak Usia 2 Tahun, 10 tahun, dan 6 bulan - Hari minggu kemarin, akhirnya saya dan suami resmi berangkat dari Banjarmasin ke Malang karena rumah kontrakan kami sudah siap ditinggali. Kami berangkat dari Bandara Syamsudin Noor dengan membawa serta putri kami yang berusia 2 tahun 4 bulan naik pesawat terbang.
Ini kali pertama kami membawa Syuna naik pesawat. Aih, bagaimana nih?
Pengalaman mengajak anak kecil naik pesawat baru sekali ini. Ditambah lagi setahun terakhir saya juga nggak ada naik pesawat, saya semakin kagok. Berkas apa aja yah yang perlu disiapkan?🤔
Hmmm... ternyata, selain pusing packing, saya juga bingung sama berkas anak.
Lha, emang hobi pusing? Oh, pastinya nggak dong! Setelah saya pikir lagi, ini bukanlah sebuah hobi. Tapi bentuk tanggung jawab saya yang terlalu mikirin tetek-bengek kejauhan. Bahasa dayaknya, over thinking. 😂
Nah, sebelum berangkat, saya juga sudah wara-wiri sendirian mengurus surat akte dan pembaharuan kartu keluarga ke kantor Capil setempat, saya juga sudah mengurus perpanjangan kartu SIM (Surat Izin Mengemudi) saya yang akan berakhir di bulan Desember nanti. Yah, memang kalau dihitung-hitung sebulan lebih awal sih, tapi nggak papa kan daripada terlambat? Nanti malah biaya dan prosesnya lebih susah, pikir saya.
Yaa, meskipun saat ngobrol dengan dokter yang bertugas memeriksa kesehatan waktu itu saya diinfokan kalau ternyata benar kalau sekarang perpanjangan SIM sudah bisa lewat online. Sudah kepalang tanggung euy, waktu itu saya sudah memaksa diri menyeret tubuh yang lemah karena baru aja pulih dari sakit. Untungnya perpanjangan SIM sebelum masa berlaku habis tidak mewajibkan saya untuk melakukan ujian teoritis dan juga praktek. Pasalnya, waktu itu kepala saya masih nyut-nyutan meskipun tekanan darah saya normal. Kalau ikutan juga, saya juga nggak tau gimana jadinya.
Yaa, meskipun saat ngobrol dengan dokter yang bertugas memeriksa kesehatan waktu itu saya diinfokan kalau ternyata benar kalau sekarang perpanjangan SIM sudah bisa lewat online. Sudah kepalang tanggung euy, waktu itu saya sudah memaksa diri menyeret tubuh yang lemah karena baru aja pulih dari sakit. Untungnya perpanjangan SIM sebelum masa berlaku habis tidak mewajibkan saya untuk melakukan ujian teoritis dan juga praktek. Pasalnya, waktu itu kepala saya masih nyut-nyutan meskipun tekanan darah saya normal. Kalau ikutan juga, saya juga nggak tau gimana jadinya.
Alhamdulillah, nggak perlu waktu yang lama. Kurang lebih satu jam, sudah selesai semuanya urusannya, baik SIM, Akte, dan Kartu Keluarga. Barangkali nanti saya akan tulis rinciannya juga. 😉
Jadi, kali ini saya mau sharing sedikit soal penerbangan yang udah saya lewati minggu kemarin.
PERSIAPAN NAIK PESAWAT MEMBAWA ANAK USIA 2 TAHUN, 10 TAHUN DAN 6 BULAN
Untuk Anak Usia 2 Tahun, Berkas Apa Aja yang Harus Disiapkan Saat Naik Pesawat?
1. Tiket.
Okeh, mau beli tiket online atau offline, jangan lupa disiapkan terlebih dahulu tiketnya. Kalau pembelian online biasanya kita cuma backup file di smartphone ya? Tapi buat jaga-jaga, sebaiknya juga di print. Jadi kita pegang data online dan juga printoutnya. Naudzubillah sih, tapi siapa tau smartphone tiba-tiba rusak atau hilang saat perjalanan belum dimulai.
Untuk anak berusia 2 tahunan lebih seperti Syuna sudah dikenakan tarif seperti orang dewasa 100%. Fasilitasnya juga full, yakni satu kursi dan juga bagasi seberat 20kg. Kalau anak yang usia dibawahnya dikenakan biaya 10% dari tiket karena ikut ibunya.
2. Kartu Keluarga.
Nah, karena pembelian ada atas namanya. Maka penting buat membawa KK juga sebagai berkas jaga-jaga untuk pemeriksaan petugas bandara, bener nggak kalau ini anak Anda. Memang nggak selalu diperiksa, tapi bisa dibawa copy-nya.
(UPDATE: Sekarang sudah ada KIA (Kartu Identitas Anak), jadi semakin ringkas ya!)
3. KTP Orang Tua.
Anak dibawah usia 2 tahun tidak diperkenankan bepergian tanpa pendamping. Maka sebagai persyaratan berkas naik pesawat orang tua anak. Bisa dibuktikan dengan menggunakan kartu KTP. Kalau sekarang anak sudah punya KIA pun, jangan sampai orangtuanya lupa membawa KTP sendiri ya, yang asli, jangan yang photocopy.
Nah, selain itu, untuk barang lain yang bisa dibawa saat naik pesawat juga nggak banyak. Karena sebagian lupa dibawa. persiapannya singkat. Packing final pun malam sebelum berangkat. Kalau di rumah ini jelas sudah dimarahi mamak yang disiplin. Hahaha... Untungnya berangkat kali ini mulai dari rumah mertua, jadi beliau sendiri yang minta buat dimasukin tambahan barang ini dan itu dan jadinya ada kesempatan buat bongkar muatan lagi. 😆
Oh iya, waktu berangkat, apa aja isi tas saya? Rencananya sih begini...
(RENCANA) ISI TAS TRAVELLING BERSAMA ANAK
1. Ear Puff.
Katanya berguna buat menghindari tekanan udara yang berlebih saat pesawat take off dan juga landing. Padahal udah nitip beli sebelumnya sama Abah, tapi ternyata lupa dibeliin. Jadi okelah, ini nggak dibawa.
2. Permen.
Ini buat mama dan juga Abah.
Eh, udah disiapin, ternyata udah diembat duluan pas dijalan sebelum naik pesawat. Ada anak-anak yang juga mau minta. Wis lah, dikasih dong 😆
3. Susu kotak
Karena Ear Puff nggak ada, rencananya dikasih minum kotak.
Tapiiiii...
Ternyata ketinggalan di mobil, pffft.
Lucu deh, tapi mau gimana lagi, datang ke bandaranya juga udah telat. Disuruh datang 90menit sebelum, nyampe bandaranya malah satu jam sebelum. Belum lagi masuk pemeriksaan ini itu. 😬
4. Minyak Angin
Saya lagi pegal-pegal. Ditambah lagi gendong anak yang hampir 15kg. Saya sedia ini juga.
Biarin lah kalau ada yang bingung, naik pesawat yah ini buk, bukannya naik taksi umum yang bisa mabok.😂
5. Tempat kecil untuk penyimpanan berkas-berkas penting yang nggak masuk bagasi.
Misalnya aja surat-surat penting soal data naik pesawat tadi.
6. Smartphone yang sudah di non-aktifkan sebelumnya.
Kan saya warga negara yang patuh dengan peraturan. 😎
🛫🛫🛫
Oh iya, selain membawa anak saya sendiri, ada juga satu orang keponakan saya yang berusia 6 bulanan dan juga 2 orang keponakan yang sudah berusia hampir 10 tahunan yang berangkat hari sebelumnya. Mereka mau ke Malang, tapi mau jalan-jalan dulu di Surabaya, makanya berangkat duluan. Dan karena ini penerbangan pertama mereka juga, semua jadi bingung.
"Kalau anak-anak, perlu bawa apa aja nih?"
1. Tiket Pesawat.
Seperti yang udah saya bilang sebelumnya, tiketnya juga udah disediain baik itu yang online ataupun yang offline. Juga udah dipesankan kalau nanti ini harus ditunjukkan sama petugas bandara, jadi mereka udah ngerti fungsinya apa.
2. Tanda Pengenal.
Ponakan saya yang 10 tahunan ini tentunya belum punya KTP. Jadi kartu pengenal yang mereka bawa adalah Kartu Pelajar.
Yang sulung juga masih kelas 5 SD, pasti ada ya punya Kartu Pelajar kalau masih SD.
Btw, kemarin adiknya sempat mau bawa kartu tes golongan darah akibat lupa naruh kartu pelajar. Untung ketemu pas dicarikan mamaknya.
The power of Pencarian Sang Mamak, apa aja ketemu.😂
Note: Tanda Pengenal anak sekarang pakai KIA ya...
Note: Tanda Pengenal anak sekarang pakai KIA ya...
2. Kartu Keluarga.
Ini juga browsing-browsing, katanya perlu disediakan. Tapi ternyata nggak dicek. Mungkin karena ada pendamping naik pesawat, yaitu pamannya.
🛬🛬🛬
Eh, satu lagi nih...
Buat para bayi. Keponakan saya yang paling bontot (saat ini) juga kemarin ikutan naik pesawat terbang. Usianya menjelang 6 bulan, pas terbang kemarin emaknya bawa seperangkat alat MPASI beserta buah-buahan, lengkap! 😆
Ini juga bingung mau bawa apaan sebagai tanda pengenal. Masih bayik.
Nah, masalah tiket pesawat sudah digabung sama emaknya, jadi tinggal sang emak yang pintar-pintar mengatur. Untuk maskapai penerbangan yang digunakan ipar saya waktu itu, tarif tiket pesawat untuk bayi 6 bulan hanya dikenakan 10% saja.
Tapi tentunya kebijakan maskapai beda-beda dong ya... Bisa ditanyakan dulu via chat aplikasi pembelian tiket atau browsing lewat situs resminya. 😊
Oh iya, cerita ipar saya nih, waktu itu sebenarnya juga udah menyiapkan KK, tapi ternyata tidak tepakai. Namun ada tambahan diminta menandatangi surat pernyataan. Yang bertanda tangan adalah sang Ayah alias Abang saya, sayangnya saya lupa nanya isinya pernyataan tentang apa. Hehehe
Untuk persiapannya sendiri, standar.
Pakai earmuff, nenen pas take off dan landing. Juga senam gowes dulu sblm berangkat supaya pup sebelum naik pesawat, harapannya jangan sampai pas lagi diatas pesawat malah pup.
Ini bukan masalah besar sih, mengingat durasi BDJ-SUB cuma 50 menitan.
Dan yang terakhir, mainan supaya bayi jgn bosan.
Kalau Syuna yang 2 tahun ++ beda ya. Dia udah nggak terlalu perlu mainan deh kayaknya. Dia lebih tertarik dengan awan diluar. Udah mulai banyak nanya ini itu. 😬😄
✈✈✈✈✈
Jadi gimana?
Udah siap untuk bepergian dengan anak-anak?
Ternyata prosesnya nggak seribet yang saya pikirkan loh!
Bepergian dengan anak zaman sekarang semakin mudah. Asal tahu tips dan triknya apa-apa, nggak masalah.
Yuk, happy Travelling! 😘
28 comments
Apa bisa bawa surat kelahiran anak doank mbak...mohon djawab
Emak-emak itu tanggung jawabnya berat, nanti ngerti deh pas jadi mama juga.
Enak banget ya kalo jadi bayi cuman 10%, jadi pengen jadi bayi aja biar murah penerbangannya 😂
Udah sana, balik aja jadi janin. Nggak diitung. Eman-eman jadi bayi doang. :P
Cuma, kata suami yg diperiksa disamping saya kemaren juga bawa balita dan diminta perlihatkan berkas selengkapnya. Apa beda-beda ya?
Alhamdulillah perjalanannya lancar ya. Semoga betah di Malang ya. Eh, aku sering ke Malang loh. Karena si sulung sekolah disana, jadi sering menjenguknya.
Kalau gitu kapan-kapan kita bisa ketemuan nih mba pas lagi nengokin anaknya :D
Soalnya klo bawa anak lebih dari 1, ketempat umum..sering repot ngendaliinnya. Satu pengen ke kanan, satu pengen kekiri..satu pengen pipis..satunya nggak mau beranjak..
😀