11 Hal yang Saya Pelajari dari Drakor Go Back Couple – Akhirnya, setelah lumayan lama
nggak nonton drama Korea lagi pasca hebohnya Goblin. Saya menemukan juga drakor
bikin saya penasaran. Iya, penasaran. Soalnya di WAG sana-sini bertebaran
bujukan kalau katanya drama yang satu ini cocok buat yang sudah berkeluarga.
Ditambah lagi pas saya berselancar di Instagram, ada teman yang
lagi anniversary pernikahan dan pakai quote dari drama Go Back Couple ini. 😁
Fix, penasaran maksimal deh saya jadinya. Hehe...
Dramanya tentang apa sih? Yeps, seperti judul blogpostnya, Go Back Couple!
Ceritanya soal sepasang pasutri (Couple) satu anak yang sedang
mengalami masalah rumah tangga dan memutuskan buat bercerai.
Terus kenapa jadi Go Back? Ya
karena mereka ujung-ujungnya rujuk lagi~
Drama Korea satu ini mengusung tema time travel, jadi diceritakan kedua suami istri tersebut diberi 'kesempatan' untuk kembali ke masa muda mereka dan menjalani hidup mereka sejak baru mengenal.
Nah, di sepanjang cerita masa muda mereka bertaburan banyak sekali life lesson yang bagus banget, terutama soal rumah tangga.
🏵🏵🏵
SINOPSIS
Go Back Couple/ Confession Couple (고백부부) berfokus pada cerita Choi Ban Do
(Son Ho-jun) dan Ma Jin Joo (Jang Na-ra). Pasangan suami istri ini punya masalah
masing-masing tentang partnernya.
Ma Jin Joo misalnya, sang istri ini merasa suaminya yang sekarang
menjadi begitu pelit, nggak perhatian dan lebih mementingkan pekerjaan.
Jin Joo merasa lelah dan kelimpungan mengurus anak sendirian.
Sebagai Ibu yang diceritakan tanpa ART, Jin Joo makan dan bahkan pup pun sambil
mengurus anak.
Oke, yang terakhir ini saya (dan ibuk-ibuk rumah tangga lainnya)
juga pasti pernah merasakan ya??
Pas lagi enak makan anak nangis, pas lagi panggilan alam digedor-gedor 😂😂😂
Selain itu Jin Joo juga merasa nggak punya waktu untuk
mengurus penampilan lagi seperti saat mudanya yang begitu stylish dan
fashionable.
FYI, Jin Joo saat kuliah merupakan perempuan tercantik di
fakultasnya. ✨
Setelah married, dia merasa penampilannya malah menjadi lusuh
karena sibuk mengurusi rumah dan anaknya.
Hauuuh, scene yang menggambarkan kondisi ini juga bikin baper, saya jadi terbayangkan bagaimana kalau
ada di posisi Jin Joo saat bertatapan dengan para gadis stylish dan dipandang
dengan aneh karena penampilan yang acak-acakan, pas lagi bawa anak pula. 💔
Balik lagi ke pasangannya, Choi Ban Do, suaminya ini juga nggak jauh beda sama yang istri, alias sama-sama punya masalah.
Ban Domerasa kalau
istrinya yang sekarang seperti sibuk sendiri dan jadi pemarah. Ban Do juga merasa tidak didukung saat bekerja, padahal dia punya beban kerja yang segambreng. 🙁
Ban Do memang tipe pekerja keras, demi keluarganya dia melakukan
apapun, termasuk melakukan suruhan ‘kotor’ dari dokter Park yang menjadi klien
perusahaan farmasi tempatnya bekerja.
Sayangnya bagian pengorbanan tulus Ban Do ini luput dari perhatian
Jin Joo yang sudah negatif duluan.
💌💌💌
Seperti biasa, waktu nonton drama ini saya ngerayu suami supaya mau
nonton bareng. Soalnya meskipun India lover, belakangan paksu semakin mau saya
cekokin drakor. 😆
Baca juga: India vs Korea. Pilih yang Mana?
Oke deh, habis kami berdua nonton maraton drama ini dalam 24 jam.
(Suami saya nonton maraton dari pukul 6 sore sampai jam 3 sore besoknya). Banyak banget hal-hal yang saya dan suami bisa
jadikan pelajaran buat bekal berumah tangga kedepannya.
Setidaknya, ada 11 hal yang kami pelajari dari drakor Go Back
Couple.
Apa aja? Ini dia...
🎀 1. Married is not easy 🎀
Diawal pernikahan, Jin Joo dan Band Do juga saling mencintai,
mereka dimabuk asmara dan begitu bahagia.
Tidak sodara-sodara. Apalagi kalau kelen terpapar tayangan dengan
kandungan family goals begini-begini-begini, tidak akan gampang menyeimbangkan
isi dua kepala. Banyak toh contohnya.
Menikah adalah menyeragamkan visi dan misi, kita nggak bisa
menyamakan isi kepala. Karena itu nggak mungkiiiin.... Rasanya mustahil sampai kapanpun,
kecuali cuci otak terus di doktrin.😂
Manusia kan beda-beda. Kembar identik pun juga punya perbedaan.
Kalau cuma selera makan yang berbeda masih bisa diakali, tapi kalau cara
berpikir kan jadinya lebih sulit.
Married is not easy. But every hard stuff will always bring us a
big lesson.
Kalau lelah mengerjakan tugas akhir kuliah, perempuan maunya
nikah aja supaya beban hidup kelar. Padahal salah besar~
Welcome to the jungle. 🐙
Jangan terlalu mengkhayal habis nikah jadi puteri raja. Habis menikah kita akan ditempa untuk meredam ego dan memahami
banyak orang asing, ada mama mertua, bapak mertua, ipar, tante, paman, kakek,
nenek, dan seterusnya. (Semakin keluarga besar, biasanya semakin kompleks 😂)
Jadi, menikah bukan perkara gampang. Meskipun baru 3-4 tahun menikah, saya juga merasakan kok.
Jadi, menikah bukan perkara gampang. Meskipun baru 3-4 tahun menikah, saya juga merasakan kok.
Entah ya bagaimana bila sudah 13 tahun (?) macam Jin Joo dan Ban Do ini. Tapi katanya sih yang sulit itu di 5 tahun pertama. Hehe
🎈 2. Hubungan yang Dewasa, Bukan Cinta Semata tapi Juga
Penerimaan.🎈
Ah, basic banget ya kan buibu.
Women from Venus, Men from Mars. Then, why God send us to earth?
To raising our family and children lah. Buat apalagi~
Laki sama bini itu kadang bisa jadi kebalikan, tapi ya begitulah
adanya, saling melengkapi, saling menyempurnakan. 💕
Kelebihan pasangan kita jadikan pelecut semangat untuk menjadi
lebih baik, sedangkan kekurangan pasangan kita jadikan ladang pahala untuk
bersabar. Eaaa...
Kenyataannya, terkadang kita malah meluapkan kemarahan kita justru
pada orang terdekat yang paling kira sayangi.😶
Ban Do misalnya, dia sayang dengan Jin Joo, tapi justru
memarahinya.
Sama dengan Jin Joo, dia menyayangi Ban Do, tapi malah membuat situasi
semakin runyam dengan berbagai luapan emosi.
Mamam tuh cinta.
Setelah bertahun-tahun menikah, kebanyakan dari kita
nggak akan lovey dovey seperti newly wed. Hanya sedikit yang bisa mempertahankan romantisme macam Habibi Ainun.
"Hubungan kelak akan berjalan karena sudah dewasa dan bisa menerima
serta memahami, bukan karena cinta semata lagi." Begitu kira-kira kata paksu
yang mendadak bijak.
🌝 3. Peka Terhadap Keadaan Pasangan 🌝
Seiring waktu, ada sebagian perasaan kita yang luntur, dan ada
bagian lainnya yang menebal.
Masih ingat dong, awal-awal nikah, selalu ngasih kabar, sebentar-sebentar
manggil "yank...", sebentar-sebentar mesra cem lovebirds.
Apa? Kalian nggak gitu? Ya anggap aja gitu deh.
*malah maksa*
Apa? Kalian nggak gitu? Ya anggap aja gitu deh.
*malah maksa*
Yang mana kalau jalan-jalan tangannya mesti saling genggam, mau AC
sedingin apapun kehangatan mengalir lewat tangan kita yang saling meraba.
Pernah? Ingat?
(pembaca: NGGAAAAK 😂)
Tapi habis punya anak dan jadi sibuk, semua jadi terasa hambar,
nyaris nggak punya quality time berdua buat pacaran, yang semula selalu
menggenggam hangat, sekarang melenggang seolah tidak perduli dengan pasangan
yang kerepotan di belakang.
Peka dengan kondisi pasangan bukan hanya sebatas menyediakan
kebutuhannya doang, tapi memperhatikan kesejahteraannya.
Dari sini saya belajar, mungkin buat saya sebagai istri, mungkin saya bisa ngasih waktu buat suami berteman
dengan teman-temannya, atau mungkin memberi izin sama aktivitas yang menjadi
hobinya? misalnya main futsal, fotografi, modif motor, koleksi gundam.
Yah, asalkan nggak lupa waktu sama menguras jatah bulanan sih ya, Abah? 😜
Nah, kalau kesejahteraan istri?
Perhatian dan kasih sayang, waktu me
time cukup, budget centil cukup, uang shopping aman, setia, menepati janji dan
bicara lemah lembut.
Hal-hal kecil begitu menurut saya.juga termasuk kesejahteraan.
Hal-hal kecil begitu menurut saya.juga termasuk kesejahteraan.
Atau nggak usah repot-repot, cukup sediakan waktu luang buat
ibu-ibu untuk menikmati sedikit 'kemewahan' tanpa harus mengurus anak. Iya,
sekali-sekali gantian deh supaya impas kan ya?
Emak memang sekolah pertama anak, tapi Kepala Sekolahnya juga
wajib care dong sama kesejahteraan sekolah. 😏😁
Guru nggak sejahtera, gimana muridnya hayoloo
⭐ 4.
Berkomunikasi yang baik. ⭐
Sometime, you need to say it loud.
Minimalisir kode dan katakan apa yang sebenarnya.
The ultimate problem is, kebanyakan perempuan (saya salah satunya) suka main kode a la anak pramuka. Ada masalah dikit, bukannya ngomong malah dieeeeeem.
Diemnya itu obviously ketahuan banget caper. 😂😂😂
Yang biasanya:
👨: "Ma masak apa hari ini?"
👩: "Masak tongkol balado sama urap, Abah mau dibikinin sambel kacang yang pedes lagi kayak kemaren? Stok ikan kita mau habis nih, besok Jagain Syuna ya? Mama mau kepasar pagi-pagi, nanti susah kalau siangnya Abah di kampus Syuna kelaperan, siang udah nggak ada paman dagang sayur lewat, kan besok hari jumat. Bla bla bla"
👨: "Ma masak apa hari ini?"
👩: "Masak tongkol balado sama urap, Abah mau dibikinin sambel kacang yang pedes lagi kayak kemaren? Stok ikan kita mau habis nih, besok Jagain Syuna ya? Mama mau kepasar pagi-pagi, nanti susah kalau siangnya Abah di kampus Syuna kelaperan, siang udah nggak ada paman dagang sayur lewat, kan besok hari jumat. Bla bla bla"
Menjadi:
👨: "Ma masak apa hari ini?"
👩: "Ikan goreng."
Serius, sedikitnya kata perempuan kata suami saya adalah indikator
dia lagi senang apa nggak. 😂
Lagian, emangnya suami punya indera ke-6? Clairvoyance? Bisa telepati
macam Pikollo?
Tidak, mereka manusia biasa.
Komunikasi dalam pernikahan Ma Jin Joo dan Ban Do juga adalah
masalah utama. Masing-masing merasa terabaikan, Band Do setelah seharian bekerja keras kesana kemari, memuaskan para pelanggan obat dengan harapan karirnya lancar,
lalu pulang ke rumah dalam keadaan emosional karena lelah.
Ban Do tidak berbagi sedikitpun cerita dengan sang istri karena
tidak mau membebani.
Yang istri beda lagi, dia juga lelah seharian dirumah mengurus
anak, Ibu-ibu rumah tangga dengan balita tanpa ART pasti mengerti perasaan ini.
Perasaan bertemu dengan tokoh yang oh-aku-bisa-mengerti-perasaan-ini
dan merasa berempati karena sedikit banyak ada bagian yang bisa kita relate
dengan diri sendiri.
Jin Joo merasa hidup suaminya tentang bekerja dan bekerja saja,
tidak ada waktu untuknya, tidak ada kehangatan lagi, tidak ada perhatian lagi.
Tidak ada cerita lagi. Hanya ketegangan.
Jurang ini akhirnya kian melebar, tembok penghalang perasaan
mereka kian menebal dan puncaknya hilanglah sudah kepercayaan.
Hanya dengan satu kesalahpahaman saja, hubungan mereka berakhir.
Dan masalahnya memang di komunikasi.
Karena komunikasi adalah k o e n t j i kelancaran sebuah hubungan.
Saya pernah dengar adab di Korea tentang pernikahan kedua, jadi
sesudah pasangan pertama tiada/cerai, maka harus ada jeda beberapa tahun dulu
baru boleh melakukan pernikahan kembali.
Nah, di Go Back Couple ini ayahnya si Jin Joo menikah lagi sesudah
ibunya meninggal baru satu tahun. Jin Joo kesal tanpa menyadari bahwa ayahnya
melakukan itu karena kesepian.
Bagian ini juga bikin baper, saya jadi pengen cepet-cepet pulang
ke tempat mamaaa... hiks
🎏 6. Tidak mengungkit-ungkit masa lalu. 🎏
Yang berlalu biarlah berlalu. Jangan diungkit-ungkit lagi, apalagi soal hubungan yang sudah berakhir.
Ada yang bangga pernah pacaran dengan Mr/Ms.Perfect sebelum
menikah dengan pasangan yang sekarang?😎
Well, semanis apapun. Kenangan itu cukup disimpan dalam hati.
Karena jika dibagi-bagi dan ketahuan suami atau istri jadinya makan hati.
Ditatap begini sampai meleleh via soompi.com |
Se-legowo apapun orangnya, jika benar-benar cinta so pasti dalam
hatinya ada percikan bara cemburu. Masa udah berikrar atas nama Tuhan Yang Maha Esa
masih aja menyimpan foto atau nge-stalk akun mantan?
Nggak lucu dong ya.
Makanya, hentikan kebiasaan burukmu itu, Amira.
Makanya, hentikan kebiasaan burukmu itu, Amira.
(PS: Jangan buru-buru merasa di stalking mantan yang udah nikah
juga, siapa tau yang makai akun itu pasangannya yang lagi kepo LOL)
🍃 7. Tidak ada yang kebetulan. 🍃
“Kok kita bisa nikah ya?”
“Kok kamu bisa jatuh cinta sama aku ya?”
“Kok... kok... kok...”
Ya, panjang deh ceritanya kalau ngomongin keanehan dalam dunia
asmara (((huek, dunia asmara 😂))). Saya sendiri juga pernah bingung kenapa dapat
suami yang nerd gini, sementara saya sering masuk daftar remedial.
Kata Tere Liye, tidak ada kebetulan di dunia ini. Segala hal yang
terjadi sudah ada yang mengatur.
Pertemuan kita, perpisahan kita, sampai-sampai sehelai daun yang
jatuh dari pohon yang rimbun pun sudah ada diatur dengan rinci oleh-Nya.
Masak iya sih, pernikahan kita yang penuh barokah ini berjalan ‘kebetulan’?
Semuanya jelas ada agendanya sendiri-sendiri, tidak ada yang
kebetulan.
Meskipun tetep sih ya, pertanyaan macam "do you love me" itu selalu ada dalam satu purnama. Hahaha
🌵 8. Masalah untuk dipecahkan bersama. 🌵
Menyimpan masalah dalam rumah tangga itu seperti menyimpan sampah.
Kalau nggak dibuang ya makin busuk, makin bau, makin nggak sehat.🙅
Dari kasus Ban Do, kita belajar bahwa istri juga sesekali ingin
diceritakan bagaimana perasaan suami. Jangan cuma diam dan pasif soal diri
sendiri. Siapa tau pasangan kita bisa membantu mencarikan jalan keluar.
Kasus dokter Park misalnya, setelah Jin Joo tahu dan ikut beraksi kan
hasilnya case closed. Suami saya puassss banget melihat ending nasibnya yang
mengenaskan. Hahahaha
Tukang selingkuh mah cocoknya emang dirajam, ya kan?
*langsung anarkis*
Ya begitu, kesetiaan adalah sesuatu yang mahal, maka jangan harap
akan menemukannya dengan orang-orang murahan.
🌷 9. Masa muda hanya datang satu kali, use it well. 🌷
Go Back Couple hanyalah drama, ingat, drama.
Di dunia nyata mah nggak ada kesempatan buat balik lagi ke masa
lalu. Apalagi buat memperbaiki hal-hal yang sudah terjadi.
Istilahnya nasi sudah menjadi bubur, tinggal nyari suwiran ayam,
kuah kaldu, emping sama taburan kacang dan daun seledri supaya jadi hidangan
enak. 🙆
Supaya yang jelek-jelek nggak bikin sakit hati, kita harus pinter
menggali hikmah dan menyerap pelajaran.
Nah, kaya kata dosennya Jin Joo. Masa muda memang hanya kita lalui satu kali, jadi gunakan sebaik-baiknya, nikmati setiap momen hidup karena kita tidak bisa
mengulanginya. Lakukan semua hal yang kamu mampu. Live to the max!
Meskipun saya nggak muda-muda banget lagi, bagian ini tetap mengajarkan bahwa setiap kesempatan hanya ada sekali, jangan disia-siakan.
Oke, bagian ini saya ngomong sama diri sendiri. 😬
🌱 10. Jika ingin menyerah, ingat alasan menikah dan ingatlah anak-anak. 🌱
Nah nah nah, bagian ini juga mengandung bawang.
Sebagai emak-emak. Membayangkan anak yang menjadi korban egoisme
orang tuanya itu terasa perih-perih gimana gitu, masih ada luka yang basah
dalam hati karena pernah menjadi korban macam Seo Jin –tapi tidak
terselamatkan-.
Percakapan antara Jin Joo dan ibunya benar-benar ngasih quote yang luar biasa.
“Aku tidak tahu apa yang sedang kamu rasakan. Tapi aku tahu satu
hal, kamu bisa hidup tanpa bersama orangtua, tapi kamu tidak bisa hidup tanpa
anak. Jangan menangis, kesedihan apapun yang kamu lalui, akan membuatmu kebal
dan menjadi lebih kuat.”- seingat saya sih gitu.
Akhirnya ketemu sama quote emak-emak seribu drama ini via @koreankolages |
Masya Allah, brebes mili. Saya anaknya emang nggak bisa tersentuh dikit, nangis.
Cengeng, baperan, apalah itu namanya.
Pokoknya adegan ini benar-benar mengandung bawang. Bikin perih
mata! 😭😭😭
Another nohok scene via @kutipan.drama.korea |
11. Minum jus menyehatkan.
Ini sih nggak ada kaitannya sama rumah tangga ya? Tapi nggak
apa-apa deh saya masukin juga soalnya paksu seneng ngeliat adegan ini. Hehehe
Jus kubis buat Ban Do, jus wortel parut buat Jin Joo.
Aish, jangan-jangan ini rahasianya kulit mereka nggak jauh berbeda
padahal sudah 17 tahun menikah?🙄
Serius lho, perbedaan antara Jin Joo kuliah dan Jin Joo menikah
kayaknya cuma baju yang lebih kusut, rambut yang acak-acakan dan juga sedikit
mata panda.
Tinggal beli baju, ke salon, pakai concealer dikit, kayaknya masalahnya
bakalan selesai deh.
(Analisis sotoy emak wkwkwk)
(Analisis sotoy emak wkwkwk)
🐞🐞🐞
Anu, panjang juga ya? *lap keringet*
Ngomongin drama Korea dengan tema divorce, drakor ini bukan kali
pertama yang saya tonton, tapi yang kedua. Sebelumnya saya sudah nonton Cunning
Single Lady yang sama-sama membahas tentang divorce and getting back together.
Yang lagi nyari drakor dengan tema serupa kayaknya bakalan suka
juga deh sama Cunning Single Lady.
Saya sampe nangis-nangis lho nontonnya pas hamil, soalnya pas
hormon emosional lagi tinggi-tingginya. Waktu itu nontonnya juga nyeret suami,
dan anehnya dia bersedia, katanya aktor cowoknya mirip Teuku Ryan 😆😯
Jangan lupakan 2 sahabat super banyol~~ ^^ |
Nah, kira-kira segitu dulu deh ulasannya, dari 12 episode saya dapat banyak banget pelajaran berharga, minimal ya yang ada di list 11 hal yang saya pelajari dari drakor Go Back Couple di atas tadi. Bener-benerworth it begadang nontonnya. 😂
Kamu sudah nonton? Ada punya kesan khusus juga nggak? Atau rekomendasi drama Korea serupa?
Sharing yuk!
.
26 comments
Ayuk, nonton Mbak. Seru loh :D
Liat drakor nya jadi baper 😩