Liburan Tipis-tipis ke Coban Rais - Di tulisan-tulisan saya sebelumnya, saya udah pernah cerita dong soal Malang dan tempat wisatanya yang kece-kece. Beragam pilihan wisata di kota Paris Van East Java ini bahkan membuat jiwa eksplorasi saya seolah-olah 'terpanggil' kembali. Padahal saya udah berstatus emak-emak.
Iya, emak-emak.
Tapi rasanya masih pengen ngintil bareng si Abah kemana-mana, menjelajah Malang yang Ngalam ini.
Nah, dua hari sebelum saya dan keluarga pulang ke Kalimantan, kami akhirnya menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke Batu.
Perjalanan ini sebenarnya udah kami planning untuk dilakukan pada hari H-5 sebelum pulang.
Tapiiiii... Karena cuaca waktu itu hujan terus dan suami selalu ada kesibukan kampus, akhirnya molor deh ke H-2.
Serius lho, udah siap-siap beberapa kali endingnya selalu zonk. Hahahaha. Agak sedikit merajuk cantik supaya ada kompensasi batal dolanan. 😂
Padahal sebenernya nggak masalah juga sih soal mundur beberapa hari itu, soalnya Malang di sore hari yang lagi hujan itu males-able alias wuenak banget buat dihabiskan dengan leyeh-leyeh manja.
Iya, malas-malasan sambil goler-goler, setengah jam beresin koper. Sisanya main-main sama Syuna.
Aduh, sungguh quality time kalau kata orang zaman now. Haha
Alhamdulilah, meskipun sebenarnya merajuk cantik itu strategi pancingan doang. Akhirnya di suatu pagi menjelang siang sepulang dari klinik gigi, jadi deh, jalan-jalan. Yeay!
Nah, kesalahannya adalah: karena rencana mendadak, akhirnya kami nggak punya persiapan apa-apa untuk menghadapi cuaca.
Jadi, ceritanya itu pas berangkat cuaca lagi adem ayem, meskipun udah pakai jaket buat mengantisipasi suasana Batu yang dingin, kami sama sekali melupakan kalau cuaca bisa berubah, dan pas sampai di kawasan UMM...
Byurrr!
Hujan turun deras bak dituang dari langit. Kami yang naik sepeda motor pun bersinggah di sebuah toko kosong untuk menunggu hujan reda.
Setengah jam berlalu dan nggak ada tanda-tanda hujan bakalan berhenti, kami pun mulai galau.
Ini beneran nggak sih bakalan jadi ke Batu?
Tengok-tengok ke hp, eh udah lowbatt aja gara-gara malamnya kelupaan di charging. 😐
Mau pesan taksi online juga gak bisa, belum nyampe rumah pasti udah mati hapenya.
Akhirnya paksu bersabda kalau perjalanan harus dilanjutkan, bagaimana caranya. Karena kalau nggak dilakukan hari itu, maka besok udah nggak ada waktu lagi, kan lusa sudah harus ready dijemput subuh-subuh.
Saya mikir-mikir, wah benar juga kan? Kalau nggak sekarang, ya kapan lagi?
Akhirnya beberapa ratus meter dari tempat kami bernaung kami melihat ada penjual jas hujan. Abah akhirnya memutuskan untuk membeli 2 pasang untuk saya dan Syuna. Jas hujan yang murah aja, 15 ribuan.
Oke, sesudah jas hujan terpasang. Kami pun ready untuk berangkat.
Karena hape kami tinggal beberapa persen, kami berdua akhirnya mengandalkan sense of human kami dengan melihat plang-plang di jalan.
Biiznillah, sampai juga di Batu. Hamdallah~
Sampai di Batu, kebingungan berikutnya adalah tempat yang di datangi. Sesudah sebelumnya nge bakso dulu untuk menghangatkan badan sesudah kehujanan, kami akhirnya berencana menuju Conan Rais.
Paman Bakso yang sedang nonton Indonesian Idol pun jadi sasaran kami untuk nanya-nanya.
Plus, numpang charge hp kami berdua. Makasih ya, bang! Udah baksonya enak, bisa ikutan nebeng chargeran pula...
☕ Another lesson Learned: kalau mau travelling, pastikan baterai full, dan jangan lupa buat bawa charger untuk jaga-jaga.
Coban Rais, Sebelah Mana?
Karena baterai hape sekarat, kami nggak pakai google maps, cuma bermodal nanya-nanya sama masyarakat.
Senengnya di Malang itu ya orangnya ramah-ramah gini. Semuanya pas ditanya pasti ngasih kami senyum manis. hehe
Alamat lengkap Coban Rais sesuai dengan google adalah di Oro-oro Ombo, Kehutanan, Kec.Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65151.
Kalau saya nggak salah ingat, sebelum sampai ke Coban Rais, kami melewati jalan besarnya Batu yang sejalur sama Batu Night Spectakuler, habis itu ada plang petunjuk arahnya. Disana bakalan diarahkan masuk ke beberapa jalan kecil.
Kalau udah mulai nggak terlihat plang petunjuk arah, maka silakan nanya sama manusia terdekat atau mbak google.
Kami sendiri, setelah sempat nyasar ke pegunungan sebelah (lebayyy... 😂) Akhirnya sampai juga di Conan Rais.
Well, jalan-jalan tanpa google maps ternyata menantang adrenalin! Hahaha
Harga Tiket Coba Rais & Jam Buka Coban Rais
Tiket masuk sekitar 10 ribu per orang, dan jika ingatan saya bener, itu belum termasuk parkir, cuma tiket masuknya doang.
Kata bapak-bapak yang jaga disana, jam buka Coban Rais itu sekitar pukul 8 pagi dan biasanya tutup sekitar pukul 5 sore.
Hmmm, segera kami tengok hp, Zhuhur udah lewat jadi ini sudah sekitar jam 1 siang. Tinggal maksimal 4 jam dong buat jalan-jalan!
Oh iya, pas sampai disana saya baru tau kalau ternyata buat sampai ke Coban Rais itu mesti naik lagi ke atas yang kata pemandunya sih sekitar 3 km.
Lumayan bikin manyun, apalagi sambil gendong batita yang lagi banyak tanya, bakalan ekstra kerja, kakinya jalan, mulutnya juga ngomong terus. 😝
Gimana naiknya?
Selain jalan kaki, ada pilihan ojek dengan harga 10 ribu perorang.
Karena kami sayang duit mau sekalian foto-foto norak, akhirnya kami pun memutuskan untuk jalan kaki saja.
Tapi belum sampai genap 1 km, ada yang menawarkan diri untuk naik ojeknya dengan biaya untuk 3 orang sampai keatas cukup 15 ribu saja.
Wis, kata suami lanjut. Karena disini jam 5 udah tutup, mendingan kami buru-buru. Lagian stok foto di jalan udah lumayan banyak.
Nah, Begitu sampai dipuncak, kami pun pepotoan (lagi! Haha).
Iya dong, momen kami waktu main gini mesti kami manfaatkan dengan foto sepuasnya deh pokoknya, huhuhu.
Nggak Sampai Coban Rais
Ngomongin Coban-cobanan, tentunya berhubungan dengan air terjun dong.
Namun sayangnya saat kami sudah sampai di atas, Coban Rais sedang ditutup karena habis hujan lebat.
Jalanannya lagi licin, katanya. Meskipun begitu, saya lihat tetap ada beberapa traveller yang masuk sih.
Awalnya pengen kesana juga. Secara kan, namanya aja "Jalan-jalan ke Coban Rais". Masa sih nggak ada main-main atau foto sama air terjunnya?
(Emak penganut no pic=hoax 😁)
Namun, akhirnya dengan pertimbangan kami membawa anak kecil, maka tentunya mending nggak usah memaksakan diri masuk kesana. Apalagi saya parno Syuna dengan keaktifannya bakalan ngasih surprise mendadak waktu di jalanan licin.
Jadi daripada belok kanan menuju Coban Rais, akhirnya kami lebih memilih belok kiri menuju Batu Flower Park.
Wohoooo... emak satu anak ini pun kenorakannya naik begitu melihat berbagai bunga cantik yang terhampar menghiasi pagar jalan. Kegamangan memilih Coban Rais atau Batu Flower Park seolah-olah langsung sirna.
Duh, receh amat ya Bu, bahagianya? 😂
Bahagia itu sederhana, emak narsis. Abaikan anaknya yang bingung mandangin bunga. hahaha |
Sebelumnya, bayar tiket masuk dulu dong sekitar 25 ribu per orang.
Bila membawa kamera DSLR atau kamera Mirrorless akan kena charge lagi sekitar 15ribu. Action cam sama drone harganya beda lagi.
Tapiiiii.. worth it kok. Karena di dalam bisa puas foto-foto. Objek bunga bener-bener cantik!
Di batu Flower Park ini sistemnya rada-rada mirip gitu deh sama Jatim Park. Setiap wahana atau spot foto punya tarifnya masing-masing. Kalau mau dicobain semua ya kira-kira satu orang bisa habis 150 ribuan kali ya.
Kalau saya sih, karena judulnya cuma bawa duit seadanya cuma bisa ikut yang gratis-gratis ajah. 😆
Oh iya, masuk sini jangan lupa pakai sepatu yang tapaknya nggak licin ya, soalnya kalau lagi naik-naik terus kepleset bakalan berabe. Secara ini tempatnya lumayan tinggi.
Tentang Foto-Foto
Nah, penting untuk diketahui nih, tiket masuk ke Batu Flower parknya ini jangan sampai hilang ya, soalnya kalau hilang maka kesempatan untuk ngedapetin gambar gratis bakalan hilang.
Apa? gambar gratis?
Iyaaa... jadi dengan bayar karcis masuk yang 25 ribu itu, kita nanti di dalam itu bisa dapat 2 spot foto yakni di spot foto love sama spot foto flower.
Dengan take foto 3x per spot dan boleh dikirim 1 foto terbaik ke hp kita. Ini dia gratisan yang saya manfaatkan (yang sebenarnya nggak gratis 100% juga sih karena mesti bayar tiket kan. hahaha)
Beberapa kali foto sana-sini dan difotoin juga, akhirnya habis sudah baterai kamera dan baterai hp kami, tapi nggak masalah karena foto-foto hasil jepretan abang-abang yang ada disana kece beud.
Ya iyalah, lensa tele gitu yang dipake. Jadi meskipun si abang jaraknya jauh tapi hasil foto tetep jernih paripurna. ✨
Saya lupa mereka pake tripod apa nggak, tapi hasil fotonya nggak goyang deh.
Overall, pepotoan disini emang instagramable. Yang gratisan loh ya, belum lagi yang berbayar.
Nggak heran kalau ada beberapa orang yang melakukan aktivitas foto-foto Pra Wedding disini.
Kalau kami nah sudah lewat masa-masa Pra Wedding, jadi akhirnya disini malah foto Pasca Wedding alias foto Keluarga
Kalau ada kekurangan maka itu adalah... Waktu.
Saya mesti datang pagi-pagi deh kalau kesini lagi. Karena kesorean ada beberapa tempat yang tutup.
Soalnya pengen mampir ke Machete cafe yang interiornya kekayuan keren itu.
Pengen ke Hobbit house juga.
Pengen foto-foto bunganya lebih banyak lagi.
Pengen ke Coban Rais.
Pengen juga ke Coban Putri.
Wah, kok list saya jadi tambah panjang, ya? 😆
Hmmm... semoga bisa balik lagi kesana nanti.
Well, Happy Travelling! Jangan lupa bila berkunjung ke Conan Rais ini sampahnya disimpan dalam tas masing-masing yaa supaya lingkungan kita tetap bersih.
23 comments
Mupeng mau ke coban rais sama batu flower park wkwkw Kebtulan ad plan jg nih mau ke malang hihihi
Ayok Lisa ke Malang, sekalian honeymoon. Dingin loh disini (?) Hahaha
Yuuuk Aya ke Malang lagi 😘
cuma karena kerja akhirnya gak lagi sih, kesini beneran bikin aku pengen nanam bunga lagi loh mbak Winda.
Silakan mampir, aku seneng kok kalau ada tamu 😆
Oh ya, kalau nggak ketemu sama albumnya, mending liburan lagi Bu Nai sekeluarga ke Malang, bikin memori baru bareng sama keluarga.
Itu kenapa cantik banget sih bunga-bunganya 😍 ku mupeng jadinya mau liburan ke malang. Hihi
Setuju deh, itu cantiik banget bunganya... Fresh, soalnya masih nancep di pot bunga. 😂
Saya nda kuat :')
Ya emang bagus sih. Eh ya gakpapa kalau suka mah, tapi buat saya pribadi, hehe.....agak mahal.
Dan tapi lagi, kalau dilihat2, maintenance bunga2, dan spot2nya bagus. Jadi untuk harga segitu, bisa dibilang worth it juga.
Aku sih cuma bayar tiket bayar sama bayar biaya bawa kamera, terus foto2 cuma di spot yang gratisan aja supaya nggak bayar banyak. (Emak-emak banget ya ngirit hahahaha)
Selain itu kemarin spotnya juga banyak yg ditutup krn hujan lebat sebelumnya, spot yg masih buka tinggi bgt, bawa anak ke atas kan susah. Hehe
Kalau yg bayar, Worth it sih, emang. Soalnya fotografer disana sepertinya udah pengalaman. ^^
Cheers,
Dee - heydeerahma.com