Hadirnya seorang anak didalam sebuah keluarga tentunya akan sangat menyenangkan bagi setiap orangtua. Setiap orangtua tentunya mendambakan untuk memiliki anak yang baik. Anak sebagai Qurrata a'yun, yakni anak yang menyejukkan hati kedua orangtuanya, begitu kata sebuah kitab.
Namun karena beberapa hal, tidak semua orang tua di dunia ini beruntung dengan memiliki anak yang baik. Karena tidak sedikit juga orang tua yang memiliki anak yang nakal.
Seperti apa anak nakal itu?
Permasalahan seperti anak yang cerewet, suka berantem, kecanduan gadget, TV dan internet, lelet, suka membangkang dan tidak mandiri adalah beberapa penyebab label nakal menempel pada anak kita.
Terkadang ada orang tua yang membiarkan kenakalan yang dilakukan oleh anaknya itu karena merasa tidak bisa mendidik mereka. Hal ini jika terus dibiarkan akan membuat anak bisa bersikap durhaka kepada orangtuanya karena selalu diacuhkan.
Padahal perlu kita ingat kembali kehadiran anak di dunia ini putih bersih. Didikan dan perlakuan terhadapnya selama inilah yang mewarnai perilakunya.
Faktor penyebab kelakuan nakal yang anak-anak lakukan terjadi karena 2 faktor: yang pertama dan terbesar, yakni 80% karena pola asuh orang tua yang salah dan 20% sisanya adalah faktor alamiah.
Jadi, saat anak nakal, kita harus merenung kembali, ada sesuatu yang perlu kita koreksi dari sistem pendidikan kita. Kita juga ikut andil dalam proses kenakalannya.
Tidak fair rasanya jika kita hanya menyalahkan anak saja. 🤔
Memang untuk mendidik anak yang nakal itu adalah sesuatu hal yang tidak mudah bagi para orangtua. Tetapi sebagai orang tua harus mencari cara membuat anak agar tidak nakal lagi. Kewajiban kita sebagai orang tua adalah untuk belajar, karena pasti ada perbedaannya antara orang tua yang mau belajar dan orang tua yang tidak belajar, begitu kata Abah Ihsan dalam salah satu seminarnya yang pernah saya ikuti.
Nah, 4 cara ini bisa diikuti orang tua agar anak nakalnya berubah menjadi anak yang baik, diantaranya yaitu :
1. Konsisten memberikan contoh yang baik
Pada dasarnya setiap anak itu akan mengikuti perilaku dari orangtuanya. Disini peranan orangtua agar anaknya menjadi baik itu adalah harus bisa memberikan contoh kepada anaknya. Sebaiknya orangtua ini berperilaku dengan baik agar apa yang dilakukan oleh orangtua ini nantinya akan ditiru oleh anaknya.
Dan jangan lupa, kita juga harus konsisten. Jangan setengah-setengah memberikan contoh.
Saat sudah mengajarkan anak untuk berdo'a sebelum makan misalnya, jangan sampai kita sendiri yang melanggar aturan yang kita buat. Karena jika anak melihat dan kemudian mengingatnya, tentu aturan tersebut jadi sesuatu yang sia-sia karena anak sudah memiliki mindset untuk melanggar seperti contoh yang diberikan oleh orangtua nya.
Jadi sebisa mungkin, jika memberi contoh yang baik usahakan untuk konsisten untuk melaksanakannya, terutama jika sedang di hadapan anak.
2. Bersikap lembut
Ketika anak bersikap nakal tentunya ini akan membuat orangtua emosi tetapi disini orangtua harus bisa menjaga emosinya. Sebaiknya orangtua tetap bersikap lembut pada saat anak melakukan kenakalan. Karena dengan bersikap lembut ini biasanya anak akan menyukainya daripada orangtua yang berbuat kasar.
Anak harus dirangkul perlahan dengan menggunakan kata-kata lembut. Tekanan, bentakan, pukulan, cubitan, atau mata yang melotot bak topeng tari Barong yang dilakukan orang tua agar dia patuh, yang kita anggap sebagai cara terampuh untuk mendisiplinkannya, adalah cara yang salah.
"Kan udah mama bilang, kalau makan jangan berantakan..." 😂 |
Jiwa anak bisa jadi semakin rapuh kalau mengalami kekerasan terus menerus yang dilakukan karena emosi semata. Karena itu, sebelum melakukan tindakan lakukan inhale-exhale nafas dulu agar emosi menjadi lebih stabil.
Bila perlu, biarkan anak menangis sebentar dahulu untuk meluapkan emosinya, baru kita ajak bicara pelan-pelan.
3. Buatlah aturan dan juga sanksi yang tegas
Orangtua memang seharusnya membuat aturan untuk anaknya untuk menjembatani anaknya dari melakukan sebuah kenakalan. Dan juga harus diterapkan sanksi yang tegas untuknya jika melakukan kenakalan karena ini dapat memberikan efek jera untuk anak, selain itu juga untuk mengajarkan konsekuensi sebuah tindakan.
Tentunya dalam membuat aturan dan sanksi, harus disesuaikan dengan umur si anak. Dan juga, jangan jadi orang tua yang keras namun lembek. Artinya, saat kita sudah menetapkan bersama sebuah aturan dan kebetulan sang anak melanggarnya, maka jangan 'lembek' saat anak melancarkan jurus menangis, guling-guling, atau jungkir balik.
Orang tua yang lembek tidak akan menghasilkan anak yang tegas. Memang awalnya kita harus belajar sedikit tega untuk kebaikan anak kita sendiri.
Brace yourself, mom and dads! |
Jangan lupa, aturan dibuat bukan untuk mengekang anak, tapi untuk mengajarkan anak agar membuat pilihan dan memahami akibat dari pilihan yang dibuatnya. 😊
4. Memperbanyak durasi bersama anak.
Kebanyakan anak nakal hanya karena menginginkan perhatian dan penerimaan dari lingkungan sekitarnya.
Masih ingat dengan anime Naruto? Saat Naruto masih kecil, diceritakan bahwa dia kekurangan kasih sayang dan perhatian sehingga melakukan berbagai kenakalan agar diperhatikan oleh orang-orang di lingkungannya.
Alih-alih diperhatikan, Naruto malah semakin dikucilkan.
Nah, hal yang sama bisa jadi juga terjadi pada buah hati yang sedang nakal. Bisa jadi sesungguhnya dia hanya ingin mendapatkan perhatian yang lebih banyak.
Coba diingat-ingat kembali, dalam satu hari berapa jam kita membersamainya?
Berapa banyak yang kita sisihkan untuk bermain berdua tanpa ada campur tangan suara gadget atau suara bising televisi? 🤔
Hayo loooh... Yang ngaku-ngaku anaknya nakal, biasanya sedikit sekali menghabiskan waktu dengan putra-putrinya. Memang benar bekerja itu penting, mencari nafkah itu kewajiban, tapi jangan sampai melupakan kodrat sebagai orang tua dengan titipan-Nya yang harus kita rawat dan jaga.
Andaikan keluarga kita kuat, Insya Allah anak-anak kita memiliki ketahanan mental terhadap lingkungan yang gawat. - Abah Ihsan.
Demikian 4 cara membuat anak untuk menjadi lebih baik. Semoga ada manfaatnya ya.... Semoga kita semua berhasil menjadi orang tua yang terbaik bagi putera-puteri kita. Jika punya tips dan cara lainnya, bisa ditulis di kolom komentar :)
12 comments
Kadang enggak mudeng maunya anak, eh aku nya sudah emosi duluan hehe. Aku berusaha tegas malah jadinya galak. Trus susah banget buat ngerubah ke sikap lembut. Masih dalam proses juga ini hehe. Doain juga ya mbak, semoga aku tetap sabar dan kuat demi kebaikan bersama :)
Udah ada super sponge yang jadi pengamat kelakuan, kalau salah beri contoh berbahaya 😂
Aku belum pernah baca atau punya bukunya ayah Edi, Mbak Fika. Favoritku sekarang masih Abah Ihsan 😁
Eh, pas aku lagi emosi kepengen ngomel-ngomel dia balikin lagi itu kata-katanya "hayo ga boleh marah-marah mama nanti nda cantik". Nyessss kok jadi meleleh. Hehehe.
Ternyata nasehat yg lemah lembut emang lebih 'masuk'. Buktinya dia ingat 😁