Sehari Jalan-jalan di Kota Tua – Jalan-jalan ke Jakarta dan
penasaran sama tempat mana yang masih original?
Kota Tua menurut saya adalah salah satu jawabannya. Tentu saja itu
adalah hasil analisis sotoy yang saya simpulkan dari gaya arsitektur zaman Belanda yang masih telihat di desain bangunan disana.
Meskipun tentunya sudah mengalami sedikit perubahan dan juga perbaikan, toh nuansa putih-putih dengan khas pilar besar di bagian depan bangunannya masih memancarkan hawa-hawa Eropa, khas none-none sama abang-abang bule berambut pirang tempoe doloe gitu.
Meskipun tentunya sudah mengalami sedikit perubahan dan juga perbaikan, toh nuansa putih-putih dengan khas pilar besar di bagian depan bangunannya masih memancarkan hawa-hawa Eropa, khas none-none sama abang-abang bule berambut pirang tempoe doloe gitu.
Saya berkesempatan menghabiskan waktu selama dua setengah
jam berkeliling disana pada Desember tahun kemarin. Kali ini saya pengen ceritakan sedikit
tentang perjalanan saya yaa! :D
PERJALANAN KE KOTA TUA
Berdua dengan Mbak Pita, kami berangkat pagi-pagi sekitar
jam setengah 7 dengan menggunakan bantuan taksi daring dari hotel tempat kami
menginap waktu itu.
Baca Juga: Revie Hotel Amaris Jakarta, Strategis untuk Traveller
Tak butuh waktu lama untuk sampai ke Kota Tua, kira-kira hanya
butuh waktu sekitar 5-7 menit di perjalanan, kami
langsung menjejakkan kaki di kawasan Kota Tua. Alhamdulillah waktu itu jalanan
masih lancar jaya, mungkin karena pagi hari.
Oh iya, emang mau ngapain ke Kota Tua?
Ya jalan-jalan pagi dong, pengen ngerasain jadi pelancong ke
ibukota mumpung ada disana. Masa diam aja di kamar mencet-mencet gawai, laptop,
sama remote TV?
Meskipun wi-fi yang disediakan lumayan kencang dan mendukung
banget buat bersantai sambil mengunduh macam-macam ((sebenernya saya juga punya sederet
drama dan video yang pengen diunduh). Namun akhirnya saya lebih memilih buat jalan-jalan
keluar, mumpung nggak bawa Syuna juga. Anggap saja semacam me time.
Tapi ini bukan membujang ya? Bukan pastinya. Hahaha
(Membela diri)
Jadi memang kawasan
Kota Tua ini sentralisasi bangunan zaman Batavia begitu ceritanya. Sebenarnya
juga ada museumnya, yakni Museum Fatahillah, tapi sayang waktu itu lagi tutup.
Jadi kami memutuskan untuk muter-muter doang disini.
Habis sampai, yang pertama kali kami lakukan adalah ke
minimarket. Kami membeli makanan kecil dan tak lupa juga sebotol minuman segara
supaya pas di foto selalu bisa senyum. Kan senyum juga butuh energi, nggak cuma
pura-pura bahagia doang yang butuh energi di dunia ini.
Uhuk.
Padahal sebelumnya kami sudah makan di hotel, memanfaatkan
fasilitas breakfast yang disediakan. Tapi ternyata cemilan disaat jalan-jalan
itu mandatory buat kami berdua. Semacam kewajiban tidak tertulis.
BERSEPEDA SANTAI DI KOTA TUA
Saya jadi ingat kalau dulu ada teman yang mengunggah fotonya
menaiki sepeda onthel warna-warni di sosial media. Nah, ternyata di Kota Tua
inilah tempatnya!
Nggak menyia-nyiakan kesempatan, kami juga segera menyewa
sepeda dengan salah satu abang-abang yang ada disana. Lupa deh kemaren berapa
biayanya, 20 ribu ya kalau nggak salah untuk durasi sewa 30 menit.
Selain sepeda, sama abang-abangnya juga ada dikasih topi a
la none Belande gitu. Mungkin tujuannya supaya nggak kepanasan kali ya, tapi
karena cuaca hari itu sudah teduh duluan, jadi bagi saya topi ini hanya sebagai
penambah nilai estetika semata.
Habis, emang beneran cantik sih. Ingat pantai gitu saya
liatnya.
Muter-muter bersepeda disini ternyata beneran sekalian jadi
olahraga! Apalagi buat Mbak Pita yang waktu itu naik sepeda sambil menggendong
putra beliau yang berusia 5 bulan. Belum sampai 30 menit kami bersepeda (dengan
santai, padahal), eh udah terasa capek aja.
Adududu fisik buibu ya, kayaknya saya mesti ikutan zumba
nih, supaya stamina lebih terkontrol. Cepet banget capeknya :(
Tapi habis itu kami sadar akan sesuatu. Bahwa, oh, ternyata
bukan keputusan yang buruk untuk jajan duluan di minimarket pas pertama datang
kesini tadi, justru tepat. Pakai banget malahan.
Jadi kami bisa langsung menyantap cemilan dengan santai. Hidup ngunyah! Nyem nyem nyem
Temen saya yang mengupload gambar bersepeda di Kota Tua waktu
itu seingat saya juga mengunggah foto dengan manusia patung, tapi sayang sekali hari itu
kami tidak punya kesempatan bertemu manusia patung. Padahal saya
pengen ikutan foto juga. Hehehe
Saat jalan-jalan disekitaran Kota Tua, saya melihat banyak
cafe-cafe dan juga lapak tattoo (yang waktu itu tutup), ada kantor Pos Indonesia, kantor Bank zaman
Belanda dan masih banyak lagi.
Kebetulan waktu kami datang kesana berbarengan
dengan rombongan study tour dari sebuah SMP. Jadi suasana Kota Tua pagi itu
ramai, masing-masing murid SMP itu sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada
yang sibuk berswafoto, ada yang sibuk groupie, ada yang sibuk berkejaran dengan
menaiki sepeda. Sementara itu di sudut yang lain para guru tampak mengawasi.
Eeeer... Ditengah anak SMP saya jadi berasa tua makin muda.
Haha
PERATURAN DI KOTA TUA
Apa? Peraturan? Iya... ada juga peraturan disini.
Salah satunya adalah larangan bagi pengunjung agar tidak
naik ke atas meriam yang ada disini. Tau sendiri kan zaman now. Kalau sudah demi
feed instagram yang estetetik, banyak yang bela-belain pasang pose maksimal
tanpa mengindahkan ketentuan yang ada.
Untungnya hari itu meski Kota Tua dipenuhi anak SMP yang
masing-masing membawa gawai untuk foto-foto, tidak ada gaya macam-macam,
semuaya normal dan mematuhi ketentuan. Oke sip lah pokoknya. All iz well!
Karena menjelang
pekan olahraga yang diselenggarakan nanti bulan juni di Palembang. Di Kota Tua
juga banyak banner (?) dan juga maskotnya bertebaran. Saya sudah pasti tidak
melewatkan kesempatan untuk berfoto disana dong. Ehehe
Final Verdict.
2,5 jam di Kota Tua benar-benar menyenangkan. Banyak hal
yang bisa dicoba, melihat bangunan tempo doloe jadi terbayang suasana Batavia
zaman dulu.
Katanya, bila memasuki jam ramainya, banyak seniman dan stand jajan disini lho, tapi pas saya kesana kemarin itu belum ada... Nggak rezeki kali ya 😂
Semoga saya bisa berkesempatan datang kesini lagi pas jam ramai, penasaran bagaimana menu jajajannya! Hehe...
Senimannya juga deh 😆
Teman, kalau kalian pernah kesini juga nggak?
Katanya, bila memasuki jam ramainya, banyak seniman dan stand jajan disini lho, tapi pas saya kesana kemarin itu belum ada... Nggak rezeki kali ya 😂
Semoga saya bisa berkesempatan datang kesini lagi pas jam ramai, penasaran bagaimana menu jajajannya! Hehe...
Senimannya juga deh 😆
Teman, kalau kalian pernah kesini juga nggak?
15 comments