Halo, apa kabar teman-teman? Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan bahagia ya, aamiin. Hari ini saya pengen cerita sedikit nih tentang pengalaman saya periksa ke Rumah Sakit Hermina Tangkubanprahu Malang.
Nah, kira-kira apa nih yang teman-teman bayangkan saat saya kesana?
Hamil kah? Kok sampai periksa ke Rumah Sakit?
Jawabannya..... belum. belum rezeki.
Sebenarnya ini tuh periksa emang pengen tau isi apa nggak, tapi ya itu tadi, ternyata masih belum rezeki. Tulisan pengalaman ini pun sebenarnya terhitung latepost karena periksanya sudah terlewat beberapa bulan, dan sampai sekarang strip test masih satu garis alias negatif, jadi ya... masih nggak.
*meringis sambil senyum*
Hamil kah? Kok sampai periksa ke Rumah Sakit?
Jawabannya..... belum. belum rezeki.
Sebenarnya ini tuh periksa emang pengen tau isi apa nggak, tapi ya itu tadi, ternyata masih belum rezeki. Tulisan pengalaman ini pun sebenarnya terhitung latepost karena periksanya sudah terlewat beberapa bulan, dan sampai sekarang strip test masih satu garis alias negatif, jadi ya... masih nggak.
*meringis sambil senyum*
Oke, langsung aja ya, saya ceritain satu-satu poin pengalaman saya pas kemarin kesana !
1. Pencarian Rumah Sakit.
1. Pencarian Rumah Sakit.
Oke, jadi ini tuh sebenarnya dadakan! Hahaha.
Penyebabnya saya telat mens ditambah baru sadar kalau malah minum tablet plasebo, *tepok jidat*, apalagi mau capek-capek menjelang pulkam, jadi harus segera periksa supaya tahu beneran sudah jadi atau belum untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Seperti biasa saya tuh mengandalkan google maps untuk cek dimana praktek dokter kandungan, secara, ini tuh mau periksa pagi hari, saya lihat di hasil pencarian kebanyakan dokternya praktek sore-sore. Yang paling deket ya RS.Hermina. Nggak dekat banget sih, tapi yang jelas pasti buka. Jadi kami pun meluncur kesana.
Nah, yang saya ingat nih RS. Hermina Tangkubanprahu ini, mereka memiliki Poli Klinik Minggu, yang katanya di daerah Malang cuma mereka membuka poli saat weekend, sehingga pasien yang datang bisa periksa langsung karena ada sejumlah dokter spesialis dan yang siap praktek. Dan kalau nggak salah ingat, waktu saya periksa kesana juga hari minggu.
Aish, klop ya, pas perlu, pas ada, itu oke banget.
2. Pendaftaran.
Nah, saya tuh sama sekali buta soal sistemnya, yang mana ruangan prakteknya dokter spesialis kandungan juga saya nggak tahu. Jadi dari awal saya nanya... nanya... dan nanya terus. Haha.
Sehabis saya nanya di basement dengan salah seorang karyawannya, saya kemudian naik ke lantai tempat praktek dokter, terus nanya lagi dengan resepsionis, lanjut lagi di depan ruangan prakteknya saya bertanya dengan salah seorang suster yang kebetulan lewat.
Nanya-nanya sambil lihat petunjuk sih, tapi saya kebetulan nggak bawa kacamata, jadi burem deh, jadi lebih banyak nanya langsung. Hehe.
Nanya-nanya sambil lihat petunjuk sih, tapi saya kebetulan nggak bawa kacamata, jadi burem deh, jadi lebih banyak nanya langsung. Hehe.
Pendaftaran diselesaikan di lantai 2 yang juga berdekatan dengan ruangan praktek dokter kandungan, saya diminta mengisi informasi basic aja sih semisal nama, umur, alamat, gitu-gitu.
Kesan saya, administrasinya tidak terlalu bertele-tele. Jadi begitu sudah daftar dan dapat nomor antrian, saya langsung duduk aja menunggu giliran.
Kesan saya, administrasinya tidak terlalu bertele-tele. Jadi begitu sudah daftar dan dapat nomor antrian, saya langsung duduk aja menunggu giliran.
3. Menunggu Dokter.
Kami datangnya emang kepagian...
Kalau nggak salah sekitar jam 8:30 pagi karena sebelumnya di rumah kami cuma sarapan sedikit dan langsung meluncur. Yah kira-kira menunggu sekitar 40 menit karena dokter spesialis kandungannya baru datang sekitar pukul 9 pagi. Kemudian kami menunggu antrian lagi karena saya urutan ke-3 berdasarkan kedatangan, tapi sepertinya dua pasien sebelum saya pemeriksaannya simpel saja, jadi relatif cepat sehingga saya nggak perlu menunggu lama.
Kalau nggak salah sekitar jam 8:30 pagi karena sebelumnya di rumah kami cuma sarapan sedikit dan langsung meluncur. Yah kira-kira menunggu sekitar 40 menit karena dokter spesialis kandungannya baru datang sekitar pukul 9 pagi. Kemudian kami menunggu antrian lagi karena saya urutan ke-3 berdasarkan kedatangan, tapi sepertinya dua pasien sebelum saya pemeriksaannya simpel saja, jadi relatif cepat sehingga saya nggak perlu menunggu lama.
Alhamdulillah banget, Nuy udah lari kesana-kemari soalnya. Haha
4. Pemeriksaan
Hari itu dokter spesialis kandungan yang menangani saya adalah dr. Hafsari, Sp.OG. Dokternya sepertinya sudah punya jam terbang tinggi nih, batin saya.
(Dan sepertinya memang iya)
(Dan sepertinya memang iya)
Yang bikin saya senang periksa dengan beliau, meski selama pemeriksaan saya berondong dengan pertanyaan, beliau tuh tetap ramah dan murah senyum. Bicaranya juga nggak mahal, saya jadi respect. Soalnya suka gemes dengan dokter yang hemat bicara padahal pengen tahu banyak soal hasil pemeriksaan. Huhu
Dari hasil pemeriksaan USG, beliau menanyakan kalau kantung kehamilan saya dalam keadaan baik-baik saja, dan masih belum ada isinya.
Terus, dapet tips juga gimana supaya cepat isi... Hehe.
Kemarin saya catet sih penjelasannya, tapi lupa catatannya saya taruh dimana, nanti saya cariin deh buat sharing. Saya pengen sih mau nambah, tapi sepertinya memang harus ditunda dulu sampai Babanuy wisuda dan bisa mendampangi saya lagi dalam formasi keluarga yang lengkap, mengukur kemampuan itu penting kalau mau menambah tanggung jawab, Senada dengan kata-kata ibu dokter yang tadi memeriksa. ^^
Kemarin saya catet sih penjelasannya, tapi lupa catatannya saya taruh dimana, nanti saya cariin deh buat sharing. Saya pengen sih mau nambah, tapi sepertinya memang harus ditunda dulu sampai Babanuy wisuda dan bisa mendampangi saya lagi dalam formasi keluarga yang lengkap, mengukur kemampuan itu penting kalau mau menambah tanggung jawab, Senada dengan kata-kata ibu dokter yang tadi memeriksa. ^^
5. Biaya
Nah, ini nih yang awalnya bikin keder.
Secara kan, denger nama RS. Hermina saya sudah membayangkan tarifnya juga pasti gede. Jangan-jangan uang saya nggak cukup lagi.
Meskipun katanya bisa pakai debit atau kredit, tapi saya orangnya suka transaksi itu prefer pakai cash aja supaya lega, Leganya itu lega karena saldo tabungan nggak kepotong dan juga karena saya nggak punya kartu kredit.
Jadi kemarin itu bayarnya:
💵 Total biaya konsultasi plus USG tanpa cetak foto sekitar 190rb.
Saya lupa kalau mau cetak foto nambah berapa. Tapi yah, harganya nggak bikin saya shock karena udah mikir bakal tekor habis-habisan
💵 Parkirnya nol rupiah alias gratis.
💵 Biaya obat-obatan terpisah
Secara kan, denger nama RS. Hermina saya sudah membayangkan tarifnya juga pasti gede. Jangan-jangan uang saya nggak cukup lagi.
Meskipun katanya bisa pakai debit atau kredit, tapi saya orangnya suka transaksi itu prefer pakai cash aja supaya lega, Leganya itu lega karena saldo tabungan nggak kepotong dan juga karena saya nggak punya kartu kredit.
Jadi kemarin itu bayarnya:
💵 Total biaya konsultasi plus USG tanpa cetak foto sekitar 190rb.
Saya lupa kalau mau cetak foto nambah berapa. Tapi yah, harganya nggak bikin saya shock karena udah mikir bakal tekor habis-habisan
💵 Parkirnya nol rupiah alias gratis.
💵 Biaya obat-obatan terpisah
Jadi, kalau misalnya mendapat resep dari dokter pas periksa, biayanya beda lagi ya dengan biaya pemeriksaan dokter. Kemarin saya dapat resep isinya satu macam obat, tapi berhubung stoknya sedang kosong jadi saya diberi pihak apotek copy resep untuk menebus obatnya di apotek luar saja.
Copy resepnya cepet sih, tapi saya lihat di antrian apotek ternyata dua pasien yang dapat giliran periksa sebelum saya (dan selesai periksa sebeum saya) ternyata masih menunggu, jadi sepertinya untuk pelayanan apotek memang relatif lebih lama ya, mungkin karena obatnya banyak atau ada racikan? Hehe.
Copy resepnya cepet sih, tapi saya lihat di antrian apotek ternyata dua pasien yang dapat giliran periksa sebelum saya (dan selesai periksa sebeum saya) ternyata masih menunggu, jadi sepertinya untuk pelayanan apotek memang relatif lebih lama ya, mungkin karena obatnya banyak atau ada racikan? Hehe.
6. Other
Oh iya, info tambahan, katanya RS Hermina sekarang sudah menerima pasien BPJS, lho. Dan untuk call center juga bisa diakses secara daring melalui aplikasi yang bisa diunduh di playstore. Lumayan kekinian ya?
Apa tadi saya sudah bilang kalau dia ini bentuknya Rumah Sakit Umum? Jadi sekarang Hermina Tangkubanprahu ini bukan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) lagi teman, sehingga pelayanannya juga melebar, dan fasilitasnya juga semakin ditingkatkan.
Tidak hanya dokter spesialis kandungan, Rumah Sakit Hermina Tangkubanprahu Malang juga memiliki dokter spesialis lainnya seperti dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis mata, dokter spesialis gigi, dokter spesialis jantung, dokter spesialis andrologi, dan masih banyak lagi. Kalau ingin periksa, bisa mencari info selengkapnya melalui webnya langsung ya! ^^
7. Kesan
So far, saya lumayan terkesan dengan pelayanan yang saya terima saat periksa disana. Lumayan ramah dan nggak bertele-tele. Tapi balik lagi sih, yang namanya standar kepuasan orang tuh beda-beda, jadi untuk fasilitas publik yang berorientasi pada pelayanan seperti rumah sakit memang beda orang biasanya beda kesannya.
Semoga RS. Hermina Tangkubanprahu bisa meningkatkan pelayanannya lagi ya, dan karyawannya tetap ramah.
Sekian pengalaman saya periksa ke RS. Hermina Tangkubanprahu Malang, semoga bermanfaat ya!
11 comments
Wihhhh semoga nanti nuy punya adik lagiii, hihihi
Aku dulu kalo ke MOG suka numpang parkirnya di RS ini mbak haha
RSnya lumayan bagus dan gampang dicari sih ini 😀
Semangat program, Leha. Moga segera jadi ya ;)