Tapi bagaimana sih definisi anak yang bahagia itu? Dan bagaimana sebenarnya cara menggapainya?
Nah, kemarin saya memperoleh jawabannya saat mengikuti workshop “Grow Happy Parenting” yang diadakan oleh Nestlé LACTOGROW, tanggal 29 November 2018 lalu di Koordinat Cafe, Duta Mall Banjarmasin. Saya beruntung berkesempatan mengikuti workshop ini bersama beberapa blogger lainnya serta rekan jurnalis.
Penasaran bagaimana keseruannya? Berikut saya tuliskan liputannya.
💙💙💙
Nah, dari workshop ini, saya tuh baru tahu kalau ternyata kalimat sederhana seperti “dasar, gara-gara masa kecil kurang bahagia“ itu bukan sekedar bukan olok-olokan loh, tapi realita!
Hal ini dijelaskan oleh Psikolog Elizabeth Santosa, M.Psi, SFP, ACC, ternyata nih kebahagiaan di fase kanak-kanak diakui sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang saat dia menjadi orang dewasa.
Sehingga, membentuk anak yang bahagia merupaan sebuah misi yang harus dilakukan oleh orang tua generasi alpha jika ingin anaknya menjadi pribadi yang happy di masa depan.
Tunggu, anak yang bahagia?
Anak yang Bahagia, yang Bagaimana Sih?
Kebanyakan orangtua biasanya menilai anaknya bahagia jika menunjukkan ekspresi wajah yang ceria, aktif bergerak, atau mendapatkan mainan dan hadiah.
Padahal, menurut Myers & Diener (2018), kebahagiaan anak itu bukan sekadar kegembiraan sesaat saja, namun lebih kepada rasa nyaman, aman, dan diterima dengan baik di lingkungan sosialnya.
Jadi nih, dari hasil studi child happiness yang dilakuan oleh Nestle LACTOGROW di Jakarta, ditemukan fakta bahwa anak merasa bahagia saat bermain bersama orang tua, bahkan lebih bahagia jika dibandingkan saat bermain bersama adik atau kakaknya.
Sayangnya, ada lebih dari 50% orang tua yang merasa bahwa dirinya belum cukup hadir atau terlibat dalam aktivitas bersama anaknya, padahal antara “hadir” atau “terlibat” memiliki tindakan, esensi, dan pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan sosio-emosi anak.
Di Indonesia, memang pada umumnya para orang tua sudah sadar dan mengerti bahwa menghabiskan waktu berkualitas (quality time) bersama anak itu penting banget. Sayangnya masih banyak pula orang tua yang merasa belum maksimal melibatkan diri secara fisik maupun emosional bersama anaknya, karenanya, mewujudkan kondisi tumbuh bahagia (Grow Happy) pun menjadi tantangan baru di tengah orangtua modern.
Nah, di kesempatan ini pun Ibu Elizabeth atau akrab disapa Miss Lizzy memberikan beberapa tips terkait cara meningkatkan bonding dengan si kecil, diantaranya:
🍎 Fokus pada kebersamaan dengan anak. Bukan jenis aktivitas. Hal yang diingat anak kelak saat dia besar adalah kita yang menemaninya bermain, bukan seberapa mahal harga mainan yang kita mainkan. Catet!
🍎 Sediakan waktu khusus dengan anak tanpa ada gangguan (distraksi). Bukan cuma Me time bersama pasangan, tapi juga dengan anak ya, mom! ❤️
🍎Lakukan eye-to-eye contact, jangan bicara dengan anak dengan mata sambil melihat layar hape terus.
🍎Buatlah anak merasa bahwa dirinya penting, jadikan dia prioritas dan dengarkan ucapannya. Jangan abaikan suara kecilnya. 😉
Jadi, pada prinsipnya:
Happy parenting = Resilient Children
Jika orang tua sudah merasa bahagia maka insya Allah akan menjadi jaminan anaknya kelak menjadi resilient.
Apa sih resilient?
Anak yang resilient adalah anak yang memiliki ketangguhan dalam menghadapi stres dan tantangan hidup, ketangguhan ini tentu sangat penting untuk anak-anak kita di masa depan.
“Bagaimana bisa mendukung kebahagiaan anak kalau orang tuanya sendiri tidak tahu bagaimana cara membahagiakan diri sendiri?” - Miss Lizzy.
So, tugas kita sebelum membuat anak bahagia, kita sebagai orang tua juga harus bahagia! Setuju banget dengan poin ini. 😊
💙💙💙
"Aku Akan Bahagia, Jika Anakku Bahagia" Benarkah Begitu?
Tapiii... Miss Lizzy menekankan bahwa ini adalah pemikiran yang salah, karena pada dasarnya, emosi orang tua adalah hal yang paling mempengaruhi emosi anaknya. Jadi, jangan berharap punya anak yang growing happy maksimal kalau emaknya masih suka uring-uringan ya? 😉
Nah, apakah kita orangtua yang bahagia atau tidak, kita sendiri yang tahu jawabannya. Namun kita bisa bersama-sama membuat diri kita bahagia. Jadi, kebahagiaan itu adalah sesuatu yang bisa dan harus diperjuangkan dan diusahakan!
How?
Menjadi Orang tua yang bahagia?
Nah, menurut Ed Diener (1984), sumber kebahagiaan individu adalah afeksi positif, misalnya tertawa, damai, pemenuhan diri dan masih banyak lagi.
Nah, agar kita lebih bahagia, selain meningkatkan emosi positif seperti misalnya merasa dicintai, merasa bersyukur, atau merasa damai. Kita juga perlu meminimalisir emosi negatif seperti merasa bersalah, merasa curiga, atau merasa marah.
Sudah?
Selain itu, kita juga harus memaksimalkan kinerja 4 hormon kebahagiaan, apa aja? Ini dia:
4 HORMON BAHAGIA
>>🌷 Dopamine (celebrate small achievment)
Menurut Miss Lizzy, mencoba hal yang baru atau merayakan pencapaian kecil yang kita raih sehari-hari juga bisa loh bikin hati merasa bahagia, jangan sampai kalau ditanya apa pencapaian kita, kita tuh bingung sampai kelamaan mengingat.
"Oh, aku dulu pas SMP juara nasional makan kerupuk!"
Bukan begitu, pencapaian nggak melulu soal hal besar, namun hal kecil seperti misalnya kemarin berhasil bikin food prep untuk tiga hari atau berhasil dapat barang incaran saat ada diskon gede itu juga termasuk achievment (pencapaian). Jadi bersyukur itu bikin bahagia memang bener ya moms.
>> 🌷 Serotonin (Sunlight, helping others. It's time to be kind to ourself! )
Hormon yang ini bisa dipenuhi dengan berjemur di panas matahari pagi, beruntung banget kita hidup di negara tropis dimana kita hidup berlimpah cahaya matahari, ya? Tinggal berjemur di matahari pagi buat ngeboost hormon satu ini. Asal jangan kelamaan berjemurnya, nanti gosong! Hehe 😁
Nah, selain berjemur, kita juga bisa mencoba menolong atau memberi kepada yang membutuhkan. Hormon good mood ini perlu banget disuplai agar kita tidak merasa depresi.
Penting banget ya karena serotonin ini biasanya kadarnya rendah pada perempuan. 😉
Penting banget ya karena serotonin ini biasanya kadarnya rendah pada perempuan. 😉
>> 🌷 Oksitosin (Cuddling, sharing, physical touch)
Hormon cinta, begitu namanya.
Hormon ini meningkat dengan aktifitas fisik, misalnya menyusui anak atau berpelukan, atau.... (isi sendiri 😂)
Nah, soal pelukan nih, berapa kali sih optimalnya pelukan sehari?
3 kali? 5 kali?
Wow, ternyata kata Miss Lizzy sehari itu seharusnya 8 kali lho! Dan bukan cuma untuk pasangan pastinya, tapi juga untuk anak dan orangtua kita. Bahagia harus nular, jadi pulang ke rumah jangan lupa untuk selalu berpelukan 😀
>> 🌷 Endorpin (exercise regularly, aromatherapy)
Jangan lupa OLAHRAGA!
Eits, ternyata olahraga juga nggak bikin sehat secara fisik, tapi juga sehat secara emosi dengan menjadi pencetus utama endorfin yang merupakan salah satu dari hormon bahagia.
So, jangan lupakan aktivitas satu ini juga buat para orang tua ya, supaya bahagia selalu. 😆
KIAT ANAK TUMBUH BAHAGIA
Nah, selain tips bahagia untuk orangtua, juga ada nih kiat agar anak tumbuh bahagia, apa saja?
🌱 Nutrisi yang tepat dan seimbang
Nah, hal ini senada dengan yang disampaikan oleh dr. Ariani Dewi Widodo, SP.A(K), orang tua harus memahami kebutuhan nutrisi bagi si kecil, termasuk didalamnya susu dengan kandungan gizi agar asupan nutrisi yang diperoleh anak menjadi maksimal. Sepakat ya 😉
🌱 Mendukung kompetensi anak
"Oh, aku bisa lho mengerjakan pekerjaanku sendiri",
"aku bisa lho mengikat tali sepatu tanpa harus dibantu mama"
Nah, kata Miss Lizzy, orangtua yang bijak mendukung minat dan kemandirian si kecil, hal ini akan membuatnya menjadi lebih percaya diri dan merasa bangga dengan dirinya, nggak cuma bisa bergantung dengan kedua orang tuanya.
🌱 Cukup waktu tidur
Bayangkan deh kita sesudah lahiran, dalam kondisi kurang tidur dan capek, sering marah-marah dan emosian nggak?
Weh, iya dong. Emosional banget.
Hal itu terjadi pula dengan anak kita. Terlebih di usia anak, kebutuhan tidurnya lebih banyak jika dibandingkan dengan orang dewasa, jadi memenuhi kebutuhan tidur anak juga penting, ya buibu! 👌
🌱Memberikan cinta tanpa syarat (unconditionally love)
"Mama tuh sayang... kalau kamu pintar"
Tanpa sadar kadang kita membebankan syarat kepada anak kita agar mereka merasa dicintai. Sedih nggak sih? Mau dicintai aja, anak harus ini itu. 🙁
Ah, jangan sampai kita malah menuntut agar mereka merasa bahwa mereka itu anak-anak yang dicintai. Selalu terima anak dan cintai mereka tanpa syarat. 😊
Grow Happy dengan Asupan Gizi yang Lengkap dan Seimbang
Nah, selesai membahagiakan diri. Orang tua juga harus membahagiakan anak. Sudah? 😉
Membahagiakan anak dimulai dari menjaga kesehatannya. Narasumber kedua yang hadir hari itu, dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) menjelaskan bahwa kesehatan anak dimulai dari periode seribu hari kehidupan yakni sejak fase di bulan pertama kehidupannya di dalam rahim kita (270 hari) hingga anak mencapai usia 2 tahun (365 hari + 365 hari).
Kenapa nutrisi penting di periode golden age? karena fase ini merupakan fase perkembangan otak yang paling pesat. Karena itu ASI dan makanan bergizi sebagai asupan nutrisi terbaik harus menjadi prioritas. Selain itu, menjaga saluran cerna anak juga tidak kalau pentingnya, karena sistem imun atau daya tahan tubuh berada sekitar 60-70% disini.
Yep, usus adalah organ yang kompleks karena memiliki sekitar 100 triliun bakteri mikrobipta usus dan juga 100 neuron (sel syaraf). Bakteri sebanyak itu terbagi dua, yakni bakteri baik dan bakteri patogen (bakteri jahat). Untuk mencapai keseimbangan yang sehat, maka bakteri di usus ini harus lebih banyak bakteri baiknya dibandingkan bakteri jahatnya, yakni dengan perbandingan 85% bakteri baik dan 15% bakteri jahat.
Jika keseimbangan ini terganggu, maka daya tahan tubuh kita juga akan terganggu dan besar kemungkinan kita akan jatuh sakit.
Pertanyaannya, bagaimana sih supaya pencernaan kita selalu sehat? 🤔
Nah, untuk mendapatkan saluran cerna yang sehat, pastinya kita harus menjaga keseimbangan mikrobiota usus, diantaranya dengan cara:
✅ Mengkonsumsi makanan bernutrisi lengkap, bersih, dan variasi.
Nah, hal terpenting, anak harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang agar memiliki saluran pencernaan yang sehat sehingga dapat menyerap nutrisi dengan baik. Ditunjang selera makan dan pola tidur yang baik, maka tumbuh kembang pun bisa optimal!
✅ Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan melakukan olahraga secara teratur. (Nyambung ya dengan si hormon bahagia endorfin, kita harus olahraga!)
✅ Mengkonsumsi makanan yang mengandung probiotik bermanfaat untuk kesehatan saluran pencernaan.
Ngomongin probiotik, apaan sih si probiotik ini? Dan apa pula pengaruhnya terhadap pencernaan? 😯
Nah, ternyata pengertian si probiotik ini adalah suatu mikro-organisme yang diberikan dalam jumlah yang sesuai dan adekuat maka akan memberikan manfaat kesehatan.
Manfaatnya ternyata cukup banyak, diantaranya:
🌸 Meningkatkan bakteri baik dalam usus.
🌸 Menyehatkan saluran cerna (jadi, penyerapan nutrisi anak optimal! ❤️
🌸 Meningkatkan frekuensi BAB pada kasus konstipasi.
🌸 Mengurangi durasi diare karena membantu keseimbangan bakteri di usus.
🌸 Mengurangi durasi diare karena membantu keseimbangan bakteri di usus.
Contoh probiotik misalnya: Lactobicullus spp (yang paling terkenal), L.reuteri, L.acidophilus, L.rhamnosus, L.bulgaricus, L.casei.
Sumber probiotik alami bisa kita peroleh melalui sumber makanan sehari-hari, misalnya dari konsumsi yoghurt, tempe, atau kimchi.
Nah selain itu, pada kesempatan ini, Pramudita Sarastri, Brand Executive Nestlé LACTOGROW juga memperkenalkan tampilan baru LACTOGROW yang diperkaya dengan DHA, kalsium, minyak ikan, dan juga Lactobacillus reuteri yang bermanfaat untuk tumbuh kembang serta kesehatan pencernaan si kecil.
Wah, ada probotiknya nih!
Jadi selain sumber alami yang bisa kita olah menjadi makanan sehari-hari, kita juga bisa memberikan probiotik melalui susu pertumbuhan yang kita berikan pada anak sejak usia satu tahun keatas ini. Diperkaya pula dengan 12 vitamin, 7 mineral asam Linoleat (Omega 6) dan Asam Alfa-Linolenat (Omega 3) yang diformulasikan para ahli di Nestlé Research Centre, Switzerland, LACTOGROW membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan si kecil.
Melalui kampanye Grow Happy ini, Mbak Pramudita Nestlé LACTOGROW mengajak orangtua untuk dan meningkatkan kebahagiaan hidupnya agar kemudian bisa meng-influence pasangan dan buah hatinya agar keluarganya tumbuh dengan bahagia (Grow Happy).
Bukan sekedar nutrisi dan stimulasi, tapi Nestlé juga mengutamakan kebahagiaan parents dan anak. Sering terlupakan ya, padahal sehat dan cerdas kalau tidak bahagia juga nggak ada faedahnya. Iya nggak? 😁
🌸 🌸 🌸
Nah, dari workshop yang edukatif ini, saya dapat banyak banget ilmu baru yang bermanfaat, diantaranya tentang pentingnya jadi parents yang bahagia, pentingnya membersamai anak agar grow happy, dan juga bagaimana cara menjaga kesehatan saluran pencernaan si kecil.
Oke, siapkah Ayah dan Bunda jadi orangtua bahagia dan membuat anak Grow Happy?
20 comments
Event event seperti ini harusnya juga d kasih buat calon ibu kaya aku haha, maunya.
Semoga event kaya gini bs ada terus, pgn sekali kali ikutan
Investasi ilmu kan, aku juga ngarep tau soal ini sejak masih single euy.
(Aamiin kenceng2 bagian jadi happh mom) 😆
Iya Mba Dina, kemarin itu banyak banget dapat ilmu baru yg aplikatif ya :D
Nah ttg pelukan, malah pernah baca idelanya 8-12x, huhu... Setengahnya aja ada ga ya?