Film Indonesia Favorit - Assalamualaikum. Temans, sudah tahu belum kalau tanggal 30 Maret ini adalah Hari Film Nasional? Nah, kali ini aku beserta teman-teman dari komunitas Female Blogger of Banjarmasin memutuskan untuk mengulas tema "Film" di #FbbKolaborasi bulan Maret ini.
Geliat industri film di Nusantara akhir-akhir ini lumayan menggembirakan. Banyak film yang berhasil menarik perhatian dunia Internasional karena kualitasnya yang dinilai bagus, sebut saja Merantau, The Raid, atau film Indie Ziarah.
Aku pribadi menilai kalau dunia perfilman Indonesia kembali menghangat. Tentu saja harapanku kedepannya kehangatan ini berubah jadi bara api dan membakar semangat sineas Indonesia agar mengembalikan kejayaan Film-film Indonesia seperti zaman 80'an.
Tugas kita sebagai Netizen Indonesia pastinya mendukung usaha mereka. Contohnya dengan menonton langsung filmnya ke bioskop, pokoknya jadi bagian dari #NoFilmIndonesiaBajakanClub.
Setuju? 🤗
Nah, ngomongin film favorit, aku selaku penikmat film punya banyaaaak banget daftar film. Tapi untuk film Indonesia sendiri ternyata habis kuperiksa cuma sedikit. Bahkan kalau dihitung-hitung, film Indonesia yang sudah aku tonton di bioskop bisa dihitung dengan jari tangan. Sedih ya 🙁
Tapi, di #FbbKolaborasi kali ini aku pengen mengulas singkat beberapa film Indonesia yang pernah aku tonton dan berkesan bagiku.
Baiklah, tanpa basa-basi lagi, ini daftar Film Indonesia Terbaik a la Syunamom.com :
Tapi, di #FbbKolaborasi kali ini aku pengen mengulas singkat beberapa film Indonesia yang pernah aku tonton dan berkesan bagiku.
Baiklah, tanpa basa-basi lagi, ini daftar Film Indonesia Terbaik a la Syunamom.com :
Kalau nonton film ini, harus sedia tisu! - Mamanuy
Yep, ceritanya mengharu biru, daaan based on true story dari pasangan legendaris Indonesia, Bapak Baharuddin Jusuf Habibie dan juga Ibu Hasri Ainun Besari.
Well, siapa sih yang nggak kenal dengan Pak Habibie? Mantan presiden ke-3 Indonesia ini selain jenius nggak ketolongan, juga terkenal hanya mencintai Ibu Ainun sepanjang hidupnya. Bahkan ketika Ibu Ainun meninggal dunia lebih dahulu daripada beliau, Pak Habibie masih tetap setia tidak mencari pengganti. Alih-alih mencari pengganti, Pak Habibie justru memesan sepetak tanah disamping makam istrinya sebagai tempat peristirahatan terakhir beliau kelak.
Level romantisnya nggak ecek-ecek. Mama, Ibu mertua sama Bapak Mertua bahkan suka film ini. ❤️
BCL memang multitalenta, nggak cuma pinter nyanyi doang, aktingnya juga keren abis.
Tapi bukan karena BCL aku suka film ini, melainkan karena novelnya yang ngocol abis. Rahang sampai sakit gara-gara membaca cerita si Pak Boss dan Bu Kerani di kantor. Terbaik sih ini, nggak rugi banget dikoleksi. 😂
Filmnya lumayan lah, not bad. Cuma kurang panjang, mungkin cocoknya dibikin short romcom seperti "Tetangga Masa Gitu" ya 😀
Aku nonton film ini bareng geng ibu-ibu 40an ke atas waktu masih kuliah, jadi berasa berkesan banget sampai sekarang.
Filmnya sendiri bercerita tentang tragedi yang menimpa pasangan berbeda suku. Yang satu perempuan bangsawan Minang, yang satu laki-laki biasa dari Makassar. Tembok penghalang mereka bukan cuma berbeda suku, tapi juga kelas sosial. Masalahnya juga mengakar ke sistem patrilineal yang ada di Indonesia, ah, sederhana tapi rumit.
Filmnya sendiri bercerita tentang tragedi yang menimpa pasangan berbeda suku. Yang satu perempuan bangsawan Minang, yang satu laki-laki biasa dari Makassar. Tembok penghalang mereka bukan cuma berbeda suku, tapi juga kelas sosial. Masalahnya juga mengakar ke sistem patrilineal yang ada di Indonesia, ah, sederhana tapi rumit.
Ibu-ibu yang sekamar denganku matanya sampe bengkak gara-gara nonton ini karena baper parah. Kata teman-teman beliau, dahulu sempat mengalami hal serupa dengan Zainuddin di film ini
Terlepas dari efek CGI yang menurutku kurang mulus, film ini benar-benar bagus!
Oh iya, film ini diangkat dari novel lawas karangan Buya Hamka. Nama besar pengarangnya sudah menjadi jaminan ceritanya nggak mengecewakan, ya? 😉
“Di belakang kita berdiri satu tugu yang bernama nasib, disana telah tertulis rol yang akan kita jalani. Meskipun bagaimana kita mengelak dari ketentuan yang tersebut dalam nasib itu, tiadalah dapat, tetapi harus patuh kepada perintahnya”.
Laskar Pelangi
Menyusul kesuksesan novelnya yang diterbitkan di 24 negara, Film tetralogi Laskar Pelangi juga berhasil meraup banyak penonton.
Kenapa?
Kenapa?
Karena kualitas filmnya sendiri patut diacungi jempol. Pemilihan karakter, pembangunan background cerita, sampai lagu-lagu yang menjadi original soundtracknya benar-benar bukan main.
Baca juga: Destinasi Wisata Pulau Belitung Mulai dari Menara sampai Sekolah Laskar Pelangi
Sebut saja lagu 'Laskar Pelangi' yang dibawakan oleh grup band Nidji, atau lagu 'Tak Perlu Keliling Dunia' yang dinyanyikan Gita Gutawa, atau mungkin 'Zakiah Nurmala' yang jadi favoritku. Hehe...
Pokoknya, musisi yang digandeng mengisi soundtrack semuanya memberikan karya terbaiknya di film ini. Aktor dan aktrisnya jangan ditanya, film ini diputar dibanyak festival film dan mendapat feeback positif. ❤️
Pokoknya, musisi yang digandeng mengisi soundtrack semuanya memberikan karya terbaiknya di film ini. Aktor dan aktrisnya jangan ditanya, film ini diputar dibanyak festival film dan mendapat feeback positif. ❤️
🌷🌷🌷
Nah, cukup itu dulu ya yang aku bahas di #FbbKolaborasi kali ini. Aku masih mengingat-ingat film Indonesia yang aku tonton, hihi.
Kalau kamu, film Indonesia Favorit-nya apa aja nih?
3 comments