Pengen Berhenti Ngeblog
(Batal) - Sejak saya
kembali aktif bekerja sekitar satu setengah tahun terakhir, blog saya seakan
mati segan, hidup tak mampu. Update blogpost saya menjadi seadanya dan saya jadi
kurang antusias mengelola rumah virtual saya ini.
Padahal kalau dulu, beuh, saya jabanin segalanya kalau sudah perihal ngeblog. Sampai rasanya 30 hari dalam sebulan
saya selalu punya hal untuk diceritakan. Saya yang masih bokek waktu itu bahkan nekat berburu kuota internet tengah malam yang paling murah demi bisa mengetik
tanpa harus terdistraksi dan jadi kere.
[Baca: Starter Kit Saya Menjadi Seorang Blogger]
Sebenarnya tidak semuanya yang
saya tulis di blog itu penting sih, tapi pertama kali membuat blog ini jadi syunamom.com itu keinginan saya untuk bisa
sharing hal yang saya ketahui atau alami membuncah dengan kuat, dan saya yang
pemalu ini merasa saya tidak bisa mengekspresikan pikiran itu dengan baik
secara verbal.
Tapi kalau ditulis? Nah. We can try.
Saya yang Suka Ngeblog
Suka-suka
Kalau kamu membuka history tulisan saya tahun 2012 atau 2016an, itu adalah puncaknya saya merasa blogging to the fullest.
Memang sih, post tahun 2012 itu banyak yang saya arsipkan
karena isinya luar biasa nggak penting, maklum lah ya, anak putih abu-abu. tapi
ya saya merasa itu masa-masa ngeblog yang paling menyenangkan karena kegalauan
saya sebagai jomblo tersalurkan dengan baik.
*uhuk
[Baca juga: Curcol anak SMF sesudah lulus]
Kemudian tahun 2015an, saat saya sudah
menikah dan melahirkan Nuy. Saya baru tahu bagaimana cara mendaftarkan blog
berdomain berbayar. Keseruan saya dipenghujung masa SMK terasa terulang kembali.
Sharing, blogwalking, ikut event,
belajar SEO. Banyak kegiatan menyenangkan yang saya rasakan. Momen yang membuat
saya merasa suka dengan aktivitas ini sehingga saya berniat serius melanjutkannya hingga
beberapa tahun kemudian.
Ngeblog itu fun, kata saya waktu
itu…
Kegalauan Seorang Ibu
Waktu masih jadi IRT tulen, saya
ngeblog sambil mengurus anak. Dan emang sumbu emosi saya mungkin yang masih
pendek ya, dulu saya kira saya nggak produktif menulis karena anak. lol.
Nah, sekarang saya sadar, kalau pada dasarnya saya adalah orang yang nggak bisa multitasking. Saat bekerja, saya harus fokus dengan pekerjaan saya. Saat mengasuh anak, harus fokus mendengarkan anak.
Jika memaksakan multitasking dan tiba-tiba ada sesuatu yang diluar dari rencana saya, saya jadi pusing dan
emosional.
Dan kalian tau apa hal dalam
keluarga yang sifatnya tidak bisa diajak kompromi?
Ya, anak kecil. Batita.
Jengkel gara-gara direcoki anak
pasti pernah lah, apalagi di jam-jam terakhir menuju deadline, entah bagaimana si kecil mendadak menjadi attention seeker atau melakukan aksi akrobat yang berakhir dengan mau tidak mau emaknya harus meninggalkan meja kerja. Saya manusia yang manusiawi, tapi ya yaudah lah. Saya cuma bisa dongkol, mengomel sebentar dan sisanya manyun.
[Baca Juga: A Day in My Life as Housewife: Manajemen Waktu Ibu Rumah Tangga]
[Baca Juga: Membagi Waktu: Diri, Keluarga, Pekerjaan, dan Blogging]
Sekarang, saat saya introspeksi
dan melihat-lihat lagi ke pengalaman saya yang sudah lewat, saya dapat pelajaran yang berharga dan bikin saya jadi malu kalau mengingatnya lagi, pelajaran bahwa :
Hei! Itu tuh bukan salah anak saya,
ataupun salah status saya sebagai Ibu Rumah Tangga yang pengen berdedikasi
mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Sederhana kok, itu karena sayanya aja yang masih
belum mahir mengatur waktu dan jadwal jadi kalau ngeblog keteteran sendiri.
Kan seharusnya bukan anak saya yang harus menyesuaikan diri dengan saya, tapi saya yang harus menyesuaikan diri dengan anak saya.
Kan seharusnya bukan anak saya yang harus menyesuaikan diri dengan saya, tapi saya yang harus menyesuaikan diri dengan anak saya.
*time travel ke 2015 dan menjotos jiwa-jiwa pemalas*
Selalu Ada Alasan untuk Menunda.
Kembali ke saat ini, karena dulu alasannya anak, kan sekarang anak saya sudah tumbuh besar dan sibuk dengan eksplorasi ini itu, sudah bisa diajak berkompromi pula.
Apa ada lagi hal yang menghalangi untuk ngeblog?
Nah, saya garis bawahi: Akan selalu ada alasan untuk menunda kalau kita tidak bersemangat melakukannya.
Sekarang, saya sudah melepas title saya sebagai Stay at Home Mom dan Kembali berkarir sebagai Working Mom.
Jujur, bertahun-tahun di rumah membuat adaptasi saya menjadi lebih lambat daripada orang lain. Saya kelelahan. Meskipun saya hanya bekerja 6-7 jam sehari namun karena waktu istirahat minimalis dan task yang jadi tanggung jawab saya banyak dan saya harus tetap fokus dalam waktu yang panjang.
Saya menjadi lelah lahir bathin. Masa-masa awal terjun ke ranah domestik sangatlah berat, serius.
Jadi awalnya saya hiatus ngeblog karena alasan sederhana: Capek.
Kalau harus mention hal lainnya: Maka waktu itu karena suami masih di pulau seberang menuntut ilmu. Saya disini sendirian punya tanggung jawab berupa putri kecil yang alamakjang kepo Masya Allah luar biasa, tak lupa wajib spare time ekstra untuk mengurus rumah dan finansial dua dapur. Wajar kalau otak saya tidak bisa berhenti overthinking.
[Baca Juga: Quick Life Update Akhir 2020]
[Baca Juga: Quick Life Update Awal 2021]
Badan dan pikiran yang lelah terus-terusan sesudah pulang kerja membuat saya mengeluarkan kalimat excuse pertama, yaitu: 'yaudahlah, asal update aja, paling nanti kalau libur pasti bisa update kok.'
Benarkah itu Santiago? Ciyus?
Ternyata alasan itu banyak berakhir dengan saya yang pengen quality time dengan anak ataupun leyeh-leyeh scrolling sosial media di gadget.
Sungguh membagongkan sekali.
Tersadar kalau sudah beberapa kali hari libur blog tidak di update lagi, otak ini mencari alasan lagi. Kali ini semakin lama durasinya.
"Nanti harus aktif ngeblog lagi kalau paksu udah pulang ke rumah deh'
[Baca: Suka Duka Menjalani Long Distance Marriage]
Beberapa waktu kemudian, paksu lulus dan partner in crime saya ini pun kembali ke rumah. Pekerjaan jadi lebih ringan sedikit karena ada dua kepala yang bisa diajak untuk berpikir.
Semua sudah baik. Terus sekarang kok blognya masih belum jalan?
Nah, mari kita tarik akar dari semua ini. Berawal dari pulang bekerja,, kemudian mengurus suami dan anak, badan dan pikiran yang lelah, serta keperluan istirahat untuk mengumpulkan energi hari berikutnya, pelan-pelan saya terlena dan akhirnya sudah terlalu lama mengulang ritme yang sama: Menunda mengupdate Blog.
Jenuh dan Mager pun membuat sebuah pertanyaan tak layak jawab sempat terlintas di pikiran saya:
Berhenti ngeblog aja, apa ya?
Bersyukur, beberapa kali membuka sosial media, saya melihat update status yang positif dari teman-teman saya di awal ngeblog dahulu, Mereka masih aktif hingga hari ini, bahkan beberapa memposting pencapaian seperti total penayangan di google analytic, atau upgrade merambah YouTube dan mengelola SEO Blognya dengan professional.
Dan saya jadi mikir... Ngapain aja ya saya selama ini? Sekecil apapun tulisan saya, itu tetaplah tulisan saya. Kok saya tega pengen mengakhiri blog ini?
Ngeblog Berkesadaran.
Sekarang pikiran saya lebih terbuka, seperti tulisan yang saya tulis random di sore hari ini: Saya tidak ingin berhenti menulis. Mungkin saya tidak akan memperbaharui dasbor setiap hari.
Tapi, saya ingin tetap berbagi isi kepala saya disini, saya batal pengen berhenti ngeblog.
Energi saya yang sedikit dan keinginan saya yang banyak terlalu muluk-muluk kalau ingin direalisasikan semuanya sekaligus. Namun, sekecil dan sesederhana apapun hal yang ingin saya bagikan, Semuanya bernilai dan tidak ada kesungguhan yang sia-sia. (bijak mode:on)
Semoga untuk ke depannya, aku kamu dan kita semua tetap produktif dimanapun berada, entah rumah ataupun kantor, serta aktif menuangkan pikiran lewat blog.
Semangat untuk kita semua!
13 comments
Aku padamuuu 😆
Habis jadi working mom t jadi berasa begitu banyak yang ingin dikerjakan tapi begitu sedikit waktu.
Saya juga jarang update blog, padahal baca buku terus tapi sdah jarang posting review nya di blog XD. Biasanya kalau ada waktu buat ngeblog baru posting reviewnya keroyokan XD
Mbak Ira, jadi pengen join grup update blog keroyokannya nah XD