Pernah merasa kasihan dengan tokoh antogonis fiksi?
Kalau saya, pernah.
Tapi jarang-jarang. Dan kasihannya itu pun terkadang separuh menyalahkan, seperti misalnya dulu saat saya berkomentar di salah satu blogpost blog ini tentang Joker dan kehidupannya yang twisted.
Nah, kali ini berbeda. Saya benar-benar merasa kasihan pada seorang antagonis fiksi dalam manhwa.
Yap, ini semua gara-gara Azef Randell di manhwa Penyelamat Antagonis a.k.a The Villain Savior. Sebenernya saya sudah pernah menuliskan mini review-nya juga di blog ini sekitar setahun yang lalu, tapi yah, saya cuma memberi rating 7/10 karena saya kurang suka dengan female lead yang sedikit-sedikit menangis (ciyus, di season pertama Elzay, si female lead selalu sedih dan 3G - galau gundah gulana) jadi saya kurang minat dan memutuskan untuk… nanti aja ah lanjut bacanya, pas udah selesai semua chapter.
Menangis aja ganteng, gak tau. gak ngerti wkwkwk |
Dan kemarin, seperti dapat petunjuk, saya iseng-iseng membaca ulang beberapa chapter manhwa yang saya ikuti dan melihat kalau di Kakaopage serial manhwa Penyelamat Antagonis ini sudah final di chapter 87. Koin saya kebetulan masih banyak, jadi saya akhirnya memutuskan untuk binge reading seusai saya dinas malam, hitung-hitung penyegaran sesudah strong menghadapi banyak pasien semalaman XD
Saat membaca, saya berkali-kali skip karena ada disini Azef
bucinnya bikin berzikir dan berdo’a : Moga-moga mas suami di rumah juga setia
sampai mati macam mas Azef ini. Hahaha
Bapak? Baca kan ya pak blog istrinya ini? Tolong belajar dari Azef ya.
Anyway, highlight utama di season dua yang perlu saya beritahu kepada para pembaca adalah...mas Azef makin hot!
Selain karena peristiwa kebakaran rumah yang menewaskan orangtuanya, Azef juga hot secara physically. LOL
Dahlah, pokoknya kalau ditanya bagaimana, kalau dari saya disarankan jangan membaca ini saat berpuasa karena yang namanya orang lagi jatuh cinta itu dunia terasa milik berdua, yang lain numpang. Serius, saya jadi bertanya-tanya, gimana sih kira-kira versi novelnya? (Eh, ini tuh diangkat dari novel bukan ya?)
Ekspresi wajah saat membaca momen ke-uwu-an Azef dan juga Elzay tuh, kira-kira begini |
Selain itu, di season dua ini karakter Elzay yang tadinya saya kurang sukai saat membaca di season satu-nya, menjadi terbuka semua latar belakangnya, dan itu bikin shock! karena hal itu bisa menjelaskan kenapa di season pertama si female lead kita ini rada crybaby.
Dan bukan hanya itu, keluarga Tiathe juga diceritan backgroundnya, termasuk juga didalamnya cerita tentang hidupnya Prince Alcaster, Ludwig,
Sang Raja, dan villain kita sesungguhnya: Zikellion Hilde.
[SPOILER, YOU’VE BEEN WARNED]
Okay, Ternyata Ibunya Azef, Sophia, berkaitan erat dengan
sang Raja dan juga Marquiss Tiathe. Kejadiannya dimulai dari dua puluh tahun
yang lalu. Raja yang dipercaya sebagai hamba Tuhan yang taat jatuh cinta dengan seorang wanita yang sudah memiliki Mark/crest di dadanya dengan teman masa kecilnya.
Cinta sang Raja pun tertolak. Namun Raja tidak terima, Raja pun kalap membunuh tunangan
wanita tersebut agar bisa menikahi wanita pujian hatinya itu. Namun meskipun
memiliki raga wanita tersebut, hatinya tetap bukan miliknya. Akhirnya, karena merasa
inferior dan dikhianati Tuhan sebab nasib percintaannya buruk, sang Raja pun
mengakhiri nyawa sang istri, Sophia. Raja yang masih terikat dengan cinta
semunya bahkan menjalin Kerjasama dengan Iblis, Zikellion Hilde.
Terus, apa hubungannya dengan keluarga Azef?
Nah, jadi ceritanya sang Raja ini secara tidak sengaja melewati rumah keluarga Azef yang saat itu masih hidup tenang dan bahagia. Raja kebetulan melihat ibunya Azef yang ternyata wajahnya 11-12 dengan mantan istri yang jadi penyebab kegilaan hidupnya. Sang Raja pun berniat memilikinya dengan segala cara, termasuk dengan merenggutnya dari keluarga kecilnya yang bahagia. Jadi clear ya, saat kejadian Azef kecil ibunya hamil, janin itu adalah anak sang Raja. Dan penjelasan ini juga menjelaskan kenapa kedua orangtuanya dibunuh dan rumahnya dibakar. Tragedi hidup Azef yang luar biasa dimulai dari cinta Raja yang gak kesampaian.
Pelajaran dari Manhwa Penyelamat Antagonis
Cinta buta bisa bikin sakit dunia akhirat.
Dahlah, cukup dunia aja kalau memang kita merasakan yang namanya patah hati. Jangan bawa-bawa sakitnya ke akhirat juga karena nafsu sok-sokan mau memiliki. Plus, jangan ajakin orang lain jadi merasakan sakit. Kita semua pernah kecewa, kok. Cinta memang kadang nggak seseru itu dan bikin hidup rasanya gak banget. Tapi it's okay, hidup nggak ada yang selalu sempurna sesuai rencana kita.
Utamakan akal sehat dalam keputusan
Azef memang ganteng, kaya, dan gentle. Tapi ingat, dia juga psycho. Nggak ada orang normal yang kepikiran membunuh kuda saat ditunggangi demi dapat perhatian karena cedera saat mau diputusin, atau, bahkan bunuh diri saat cintanya ditolak.Tapi, jadi catatan aja kalau misalnya kita pernah
berpikir kalau cinta yang murni dan kasih sayang tanpa batas itu bisa mengubah
sikap seorang psycho secara instan karena mereka merasa tersentuh. Nggak begitu konsepnya ya, nona-nona. mereka tidak akan berubah karena mendapatkan hal
sesederhana itu, kecuali mereka yang memutuskan untuk berubah.
Kesan sesudah membaca Manhwa ini sampai ending
So, kesimpulannya sesudah membaca sampai ending manhwa ini: ilustratornya benar-benar bisa meramu adegan demi adegan sehingga inti cerita yang terdapat di novelnya bisa tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Bisa dibilang, ini adalah salah satu manhwa yang paling berkesan yang pernah aku baca karena bikin emosi naik turun. Hehe.
Artnya bagus. Ceritanya ringkas dan menarik, selain itu tidak membosankan karena rada ada sensasi nge-thrill dengan kelakuan Azef.
Hmm, apa lagi ya? Oh iya, setuju sajalah dengan saya bahwa memang Azef ganteng banget disini. Pirang-pirang dengan aura bangsawan yang kuat. Kisahnya yang gemesin dengan Elzay jika dibangun tanpa background kelam begini sebenarnya sekilas tampak happy-go-lucky, saya masih teringat dengan scene dimana Azef dengan wajah cerianya menangkap Elzay yang meloncat melarikan diri dari rumah. Sekilas unyu banget, Azef memperlihatkan sisi kekanak-kanakan yang innocent saat itu.
Post a Comment