Eh, belum juga saya tamat baca komiknya, ternyata sudah diangkat jadi dorama!
Awalnya iseng mau nonton soalnya penasaran gimana eksekusinya karena jujur di Happy Marriage agak kurang maksimal kan, eh ternyata seru dan keterusan sampe tamat di episode 10. 👏
Dari awal sampai akhir, dorama ini menyuguhkan cerita yang segar, ringan, tapi tetap lucu dan gemesin banget. Banyak pelajaran berharga dan momen yang bikin hati meledak-ledak. Makanya, saya pengen curhat di blog tentang drama ini.
Yuk, kita kita kupas!
[ Profil Dorama Love Last Forever (2020) ]
[ Sinopsis Dorama Love Last Forever ]
Nanase Sakura (Mone Shiraishi) berkunjung ke Tokyo Bersama teman-temannya untuk merayakan kelulusan SMA. Sakura ini merasa sedang kekurangan motivasi dan bingung dengan masa depannya, karena itu dia pun memutuskan pergi berdo’a ke kuil agar bisa dipertemukan dengan orang baik yang menjadi takdirnya.
Sepulang dari kuil, gadis ini bertemu dengan nenek bersepada yang sekonyong-konyong jatuh di depannya. Si nenek benar-benar tidak berdaya dan kesakitan, Sakura yang sendirian dan baru pertama kali menghadapi keadaan darurat pun panik dan bingung harus berbuat apa. Sakura berteriak meminta tolong dengan harapan ada orang yang lewat di tempat sepi itu.
“Doushita?” kimi wa suki shimatte shimattandarou? *keterusan
nyanyi*
Seorang pria muda dengan setelan olahraga muncul. Sakura tergagap menjelaskan keadaan yang ada. Beruntung, pria itu dengan
sigap meminta Sakura segera menelpon nomor ambulan yang ditempel di tiang listrik lalu
memeriksa kondisi si nenek dan melakukan pertolongan pertama dengan
menyuntikkan obat yang dibawa nenek dalam tasnya. Syukurlah, berkat obat itu nenek
bisa bernafas dan perlahan membaik.
Tidak lama kemudian mobil ambulan pun datang dan petugasnya bersiap membawa nenek ke rumah sakit. Sakura yang masih terpesona dengan kejadian tersebut mendengarkan pembicaraan petugas ambulan dengan sang pria muda, ternyata Pria yang menolongnya adalah seorang dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Hiura yang bernama Kairi Tendo (Takeru Satoh).
- sepanjang film, dipanggil dengan dokter Tendo/Tendo
sensei.
Sebelum meninggalkan tempat itu, dokter Tendo menyempatkan
bicara dengan Sakura. Dokter Tendo berterima kasih karena Sakura sudah melakukan tindakan yang tepat, lalu mengalungkan syal Sakura yang tadi dipakaikan untuk
menolong nenek.
Sakura jatuh cinta. Seakan do’a-do’a yang
dipanjatkannya dikabulkan dengan instan, Sakura pun menemukan semangat baru
dalam hidupnya: Dia ingin menjadi seorang perawat dan bertemu Kembali dengan
pahlawan dan takdirnya, dokter Kairi Tendo.
Berhasilkan Nanase Sakura meraih cinta dari sang dokter?
[ Karakter Takeru Satoh ]
Pertama kali saya menonton dorama yang ada mas Takeru ini tahun 2009, waktu masih demam Falcon-nya Bloody Monday yang dibintangi oleh almarhum Miura Haruma. Lanjut, waktu jadi cameo di Mr.Brain sebagai Masaru dalam kasus ingatan satu hari.
Dua drama ini favorit saya banget karena merupakan dorama perdana yang saya tonton. Selain itu, mas Takeru juga pernah main jadi Ryotaro Nogami dalam serial tonkusatsu Kamen Rider Den-o, dan terakhir yang saya tonton memerankan Rorouni Kenshin dalam serial Samurai X.
Kalau saya lihat, kebanyakan
peran yang diambil mas Takeru itu cool dan berwibawa. Cocok sih ya dengan
pembawaannya yang tenang.
Di drama ini, Takeru Satoh berperan sebagai Kairi Tendo-sensei, sang Ao (iblis). Julukan ini didapatkan karena kepribadiannya yang do-S (stoic + sadistic).
Di hadapan pasien, dokter Tendo ini penuh dengan kehangatan dan kelembutan, tapi
kalau di Rumah Sakit, Tendo terkenal dingin dan galak dengan nakes lainnya
sehingga dijuluki ‘Iblis’. Tendo juga hampir tiap bertugas mengenakan baju
hitam dipadukan snelli/jas putih dokter sehingga kalau dilihat keseluruhan
dengan wajah dinginnya, jadi makin seram.
Ini dokter spesialis jantung atau emang suka bikin orang jadi sakit jantung? |
Meski julukannya kurang enak, tidak ada satupun di rumah
sakit yang meragukan kemampuan dan ketulusan dokter Tendo merawat pasiennya, Tendo
adalah ace di bangsal cardiology.
[ Karakter Mone Kamishiraishi ]
Saya tau Mbak Mone ini karena dia menjadi seiyuu di Kimi No Na Wa sebagai Miyamizu Mitsuha, plus nyanyi OST-nya yang jadi favorit saya, Nandemonaiya.
Mbak Mone ini cocok banget berperan sebagai orang yang lugu dan tulus seperti Nanase Sakura, wajahnya kalau saya tatap-tatap kok ya muda banget dan habis saya googling, ternyata kelahiran 98. Masih 23 tahun mbaknya…
*oke, mari oles krim retinol supaya tetap muda*.
Age gap ini ternyata juga
berhubungan dengan setting cerita dimana Sakura Nanase berumur 22 tahun dan Tendo
Kairi 33 tahun, jadi nyambung karena umur Mone 23 tahun dan Takeru 31 tahun, mendekati
lah ya :D
Berperan sebagai Nanase Sakura, your typical heroine khas
female lead karangan Enjoji Maki, jadi ya karakternya 11-12 dengan Takahashi
Chiwa di Happy Marriage yang notabene bukan alpha women, namun sebagai perempuan biasa
yang juga memiliki sisi rapuh, bisa juga insecure kalau melihat mantannya
pasangan kita yang ternyata lebih oke *uhuk!*, tapi selalu berusaha melakukan
yang terbaik dan tidak menyerah dengan keadaan.
Sakura bukan perawat yang terlahir langsung handal. Di awal
bertugas dia melakukan banyak sekali kesalahan dan kena marah dokter Tendo
terus. Tapi bukan Sakura Namanya kalau sedikit kata-kata pedas langsung
membuatnya menyerah, karena dia sudah berjuang menyukai dokter Tendo selama 5
tahun! There is no way back, maju terus pantang mundur. Saya suka karakternya
yang terus berkembang dari episode ke episode.
; Pertemuan Kedua yang Ditakdirkan
Pertemuan pertama yang membuat Sakura menemukan mimpinya kini membuahkan hasil, Nanase berhasil lulus dari sekolah keperawatan dan akan memulai bekerja di Rumah Sakit Hiura impiannya.
Senang? Ya jelas, karena ada dokter
Tendo sang pujaan hati disana. Dengan hati yang gembira dan semangat 45, Sakura
pun pergi bekerja di hari pertamanya.
Bertepatan dengan dokter Tendo menyelesaikan operasi dan keluar dari ruang bedah, keduanya pun bertemu dengan dramatis di koridor Rumah Sakit. Sakura yang terbawa euphoria langsung mengungkapkan cintanya kepada dokter Tendo di hadapan pasien dan semua staff Rumah Sakit.
... Iya, Sakura nggak
malu, saya yang menonton yang malu. Hahaha
"SAHA IEU TEH?" |
Jauh dari kata diterima, Sakura langsung ditolak
mentah-mentah oleh dokter Tendo. Momen pertemuan pertama mereka yang jadi
kenangan indah di dalam hati Sakura pun dokter Tendo mengaku sudah melupakannya.
Dokter dingin ini justru bertanya balik:
“anata wa, dare?” – Kamu siapa, ya?
Sakit sekali, everybody.
Jelas lah Sakura ini shock karena dokter Tendo yang ditemuinya
5 tahun yang lalu itu sifatnya terbalik dari yang ditemuinya sekarang, perlu
waktu untuk mencerna kejadian ‘berat’ yang sama sekali diluar ekspektasinya.
Sejak kejadian itu Sakura mendapatkan julukan baru, nona
pahlawan. Saya nggak tau sih apa terjemahan yang paling tepat untuk kata ‘yuusha’
ini, mungkin semacam ‘pejuang’ kali ya, soalnya julukan ini diberikan oleh para
sejawat Sakura di ruang Cardiology sebagai bentuk dukungan untuk menaklukkan
sang ‘Iblis’ Kairi Tendo.
Sakura ini supel dan perhatian dengan pasien-pasiennya, meskipun awalnya dia menjadi perawat karena jatuh cinta, ternyata profesi ini merupakan profesi yang dijalaninya dengan sepenuh hati. Sikapnya ini membuatnya dekat dengan pasien, salah satunya Anri-Chan, pasien jantung anak yang jadi pasien kesayangan dokter Tendo, Karena kepekaannya Sakura bahkan menyelamatkan Anri-Chan yang putus asa dan nyaris saja mengakhiri hidupnya sendiri.
Ketulusan Sakura menarik perhatian
dokter Tendo dan akhirnya sang Iblis es ini pun luluuuuh. Geregetan banget
melihat sikapnya dokter Tendo, asli.
Iyain aja kalau Mas Tsundere yang ngomong. |
Ruang Cardiology ini perawatnya pun masing-masing punya
masalah dan cerita sendiri lho yang jadi pemanis cerita, ada dokter Kisugi
Koichi dan Sakai Yuika yang jadi nona pejuang generasi kedua, Numazu Yukito
perawat yang emberan dan suka menggosip, Tendo Ryuuko kakak perempuan Tendo
Kairi yang menjalin hubungan dengan Nishi Ryuusei, perawat berondong dari pediatric
department dan masih banyak lagi.
Konflik yang disajikan di setiap episodenya pun bervariasi, terkadang tentang relationship, terkadang tentang kegalauan mereka menangani pasien yang ada di bangsal RS. Namanya juga drama berunsur slice of life dan medical ya jadi saya ikutan ngakak melihat Sakura yang masih rookie ini melakukan kesalahan saat menjadi asisten dr.Tendo, mulai dari jarum tertusuk tangan, gagal mengambil darah pasien, salah pasang EKG.
Dah lah, jangankan Tendo, saya aja merasa ngeri dan geleng-geleng. Nggak heran kalau dokter Tendo sering menyebutnya “Bakka” karena Sakura masih belum bisa mengikuti tempo dan standarnya.
Ekspektasi, dimohon pembaca jangan sampai salah fokus. |
Realita, meski marahpun tetap ber-damage |
[[ Favorit Scene di Dorama Love Last Forever ]]
Naah saya juga punya beberapa scene favorit di drama ini, tentu saja semuanya datang dari dokter Tendo yang bikin saya baper berat.-
“Maaf, tapi aku sudah punya pacar”
Ugh, ini kalimat yang diucapkan dokter Tendo untuk menolak saat Minori mengungkapkan perasaannya. Keren banget banget banget, sudah bisa move on sama Mbak Mantan. Mana suara Takeru di dorama ini pun rada-rada berat ya, pas banget saya orangnya bucin banget dengan seiyuu deep voice macam Jakurai Jinguji atau Takumi Usui.
“Selama satu juta tahun, aku sudah tahu kalau
kita tidak cocok.”
Tendo ini meskipun lidahnya tajem tapi sekali bucin, nggak
rasional. BAHAHAHA
Di point ini, saya relate banget dengan Sakura yang insecure
karena Mbak Minori ini cantik, berkepribadian dan juga berpendidikan selevel
dengan dokter Tendo. Bayangin aja, sudah siap-siap hati bakal terpotek-potek
karena merasa kita ini cuma remahan wafer Tango dibandingkan si saingan yang
elegan tapi malah dibalas dengan tatapan tajam dan panas.
Iya, kita memang gak cocok, terus memangnya kenapa? Ada masalah? Gak ada kan? Daripada membahas itu, lebih baik kita melakukan hal yang lain….
"Aku memacarimu bukan karena mau mencari Pembantu"
Saya cinta banget dengan gesture dokter Tendo, dia paham
banget gimana membuat perempuan merasa berharga dan disayangi, apalagi di scene
ini, alamakjang, berasa meledak jantung beta. HAHA
Saya sampai berpikir ngajak paksu nonton apa ya, supaya dia
bisa meniru keuwuan yang dipertontonkan ini. Bhak. Tapi ya gak apa-apa juga
kalau gak bisa. Toh dia sudah sampai level saya suruh pakai kacamata meskipun
matanya nggak minus karena saya merasa lelaki berkacamata itu keren.
Mama Nuy Ter-tendo dan Ter-higedan
Nahinii… Saya suka musik, dan music Higedan yang saya suka
ternyata jadi main opening dorama ini. I Love… by Official HIGE DANdism yang
mungkin sudah pernah saya putar ratusan kali. Iya, mirip-mirip waktu menonton
dorama 5 to 9 dulu, saya juga suka banget dengan OST-nya yang sesuai dengan
selera kuping saya.
[ Lesson Learend dari Dorama Love Last Forever]
- The Power of Love
- Kehidupan yang Berharga
- Mencintai Berarti Mendukungnya untuk Menjadi Lebih Baik Lagi
Salah satu klimaks di akhir, Sakura mendapatkan tawaran untuk sekolah di luar negeri selama satu tahun. Kepala perawat memilihnya karena Sakura memiliki kemauan belajar yang baik dan berpotensi untuk mengembangkan kemampuanya lebih baik lagi. Teringat dengan episode awal dorama yang mana Sakura ini pernah bikin jengkel Sakai karena nggak bisa ngapa-ngapain, ya make sense karena di akhir cerita, Sakura menjadi perawat berkompeten yang bisa diandalkan sehingga mendapatkan tawaran menarik ini.
Sakura sebenarnya berminat, tapi gimana, dia merasa tidak bisa jauh-jauh dari dokter Tendo. Apalagi setahun, Hmmm… Sakura ini nggak pernah LDR kecuali LDR perasaan sebelum dibalas oleh dokter Tendo rupanya. Sang pacar memahami kegalauan Sakura dan memberikan dukungan penuh, lagian cuman setahun doang keles… Gampil, bisa diatur.
Dahlah, Tendo ini memang khas 2D Man, hampir semua sisinya sempurna 🤣
- Belajar Untuk Diri Sendiri, Bukan Untuk Meminta Pengakuan dari Orang Lain.
; Kesan Menonton
Iya, sekilas formula utama cerita ini klise sih ya.. tapi buat penilaian saya pribadi, drama ini seperti minuman ringan yang menyegarkan, pas. Adaptasinya ke dorama nggak berlebihan, meskipun awalnya saya nggak expect kalau Takeru Satoh yang memerankan dokter Tendo, tapi karena saya:
Post a Comment