2020. Aku baik-baik saja.
Meskipun sendirian dan di tengah kegelapan.
Menurutku, aku baik-baik saja.
Mungkin, saat itu aku baik-baik saja karena mengurung diriku dalam gelap dan menjadikan smartphone sebagai satu-satunya 'senter penerangan'. Aku tidak melihat sekelilingku yang 'gulita' karena aku hanya melihat 'cahaya layar'.
Kataku, aku baik-baik saja. Tidak apa-apa.
Aku baik-baik saja. Semua akan baik-baik saja.
Kalimat penenang yang ditenggak setiap hari. Pahit, pahit, pahit.
Tapi ini bukan obat. Kalimat itu tidak menyembuhkan. Hanya meredam rasa sesak dan perih.
Dinding pun bisa mendengar. Menangis setiap sujud, mengadu dengan lirih dan mata yang basah. Rasa takut dan kesedihan yang membuat hamba pendosa satu ini bisa memahami dan meresapi apa itu khauf' dan roja' yang ada dibuku pelajaran Agama Islam.
Apakah aku perlu bercerita?
Bolehkah aku menumpahkan rasa?
Tidak ada satupun yang buka suara, tapi aku merasa seisi dunia sedang menghakimi tindakanku dalam hati.
Apakah beradu mata saat berpapasan dengan orang lain membuat perasaanmu menciut?
Pernahkah kamu berharap malam berjalan lambat dan panjang agar pagi tidak cepat-cepat datang?
Apakah mendengar dan meresapi lirik lagu Hindia yang berjudul secukupnya bisa membuatmu meneteskan air mata?
Lalu, apakah aku tidak sendirian yang merasakan ombak ini?
Hatiku konon seperti sutra, tapi semakin lama menghirup oksigen di dunia membuatku sadar, ternyata hidup sebagai manusia tidak bisa selalu menggunakan kain sutra saja. Ada ribuan kain di dunia yang bisa kita gunakan.
Ya Allah, meskipun bukan orang yang shalehah, tidak pernah hambaMu ini meragukan sedetikpun jika Engkau Maha Kuasa dan Maha Pemberi. Engkaulah Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang di seluruh Alam Semesta ini.
Aku sudah ikhlas dan melepaskan semua rasa sedih dan kecewa itu. Aku rela dengan semua ketetapan dan takdir yang sudah dan Engkau Sang Penulis Skenario Terbaik tuliskan. Selalu percaya dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya kebaikan dan kemakmuran yang tersisa di sisa hidup yang sebentar ini.
Sekarang, tidak ada penyesalan dan keraguan. Kata orang bijak, rasa sakit katanya bagian bertumbuh, bukan?
Ya Allah, terimakasih banyak untuk semua pelajaran tahun ini.
🌾🌾🌾
-Tulisan ini catatan kecil dari perjalananku, si perempuan biasa yang banyak dosa. Tulisan absurd rangkuman kejadian dan renungan personal yang bersilewaran hilir mudik dalam kepala setahun yang lalu.