Contoh lainnya, peningkatan hormon MSH (melanocyte stimulating hormone) karena terbentuknya plasenta memicu melanogenesis atau pembentukan cloasma gravidarum. Selain itu, jerawat, stretch mark, dan garis kehitaman (linea nigra) juga sudah jadi permasalahan universal untuk para bumil. Kesadaran untuk menggunakan bahan-bahan yang aman tentu sudah semestinya dilakukan. Atas hal itu akhirnya terbitlah tulisan ini.
Nah, selamat membaca sampai habis ya! ^^
Daftar Kandungan Skincare yang Berbahaya untuk Ibu Hamil:
> HQ/Hidrokuinon
Terkenal dengan keampuhannya dalam mencerahkan kulit, Hidrokuinon sebenarnya masih boleh digunakan dalam bentuk sediaan dan batas kadar tertentu. Namun untuk ibu hamil sebaiknya semua kosmetika yang mengandung Hidrokuinon harus dihentikan karena telah banyak terbukti memiliki efek negatif pada janin yang dikandung.
Zat ini mampu masuk ke dalam jaringan sirkulasi darah dan beredar ke seluruh tubuh termasuk pada janin, sekitar 34-35% hidrokuinon yang diaplikasikan ke dalam kulit akan diserap ke dalam tubuh dan dapat terakumulasi.
Tanpa adanya indikasi yang serius dan berdasarkan pertimbangan para ahli, rasanya masih banyak pilihan bahan aktif yang dapat menggantikan efektivitas dari hidrokuinon.
Nama lain Hidrokuinon dalam kosmetik:
Hydroquinone, idrochinone, quinol/1-4 dihydroxy benzene/1-4 hydroxy benzene.
> Aluminium chloride
Aluminium chloride sering masuk sebagai salah komposisi deodoran dan juga anti perspirant, pokoknya hampir semua kosmetika terkait odor biasanya ada kandungan bahan ini. Sebenarnya aluminium chloride ini aman digunakan jika dalam dosis rendah, namun spesial untuk para bumil wajib banget untuk dihindari.
Pihak US Food & Administration bahkan sudah menyatakan bahwa bahan ini berbahaya untuk janin, beberapa studi terkait membuktikan pengaruhnya pada berat dan bobot janin yang kurang, gangguan fungsi kognitif bahkan kelahiran prematur.
Nama lain Aluminium Chloride dalam kosmetik:
aluminum chloride hexahydrate and aluminum chlorohydrate.
> Vitamin A dan turuannnya
Cakupannya lumayan luas ya, bahan ini biasanya digunakan dalam pengobatan jerawat dan juga sebagai anti aging yang lumayan ampuh. Termasuk di dalamnya Vitamin A, retinoic acid, retinyl palmitate, retinaldehyde, tretinoin, retinol.
Semua sediaan dan bentuk produk yang mengandung bahan turunan vitamin A ini wajib untuk dihentikan, bukan hanya sediaan topical ya bund, tapi juga sediaan oral yang umumnya diresepkan oleh dokter spesialis kecantikan untuk mengatasi jerawat, mungkin ada yang familiar dengan isotretinoin, adapalene dan tazarotene?
Kalau masih ada, stop segera karena efeknya terhadap janin benar-benar serius. Bahan ini bahkan terlarang sampai fase menyusui jadi bye-bye untuk retinol karena nggak akan bisa disentuh hampir 3 tahun lamanya. wkwk. *cry*
> Phthalates
Sering banget rasanya kita melihat kandungan phthalates dalam kandungan kosmetika karena memang penggunaaanya tuh seumum itu untuk membentuk formulasi yang diinginkan. Tapi berdasarkan jurnal yang menggunakan hewan sebagai ujicoba, phthalates ini terbukti berhubungan erat dengan gangguan fungsi utama reproduksi, sistem endoktrin dan juga abnormalitas hormon. Selain itu juga berefek dengan ginjal, liver, dan juga paru-paru sehingga sebaiknya jangan digunakan sama sekali terlebih pada kondisi hamil.
Nama lain dalam kosmetik: Diethyl Phthalate (DEP), Dimethyl Phthalate (DEM), dan Dibutyl Phthalate (DBP).
> Benzoyl peroxide
Sebagai obat jerawat, obat dengan kandungan ini digunakan secara luas dan populer dalam peresepan dokter. Salep Benzoyl Peroxide sudah super terkenal banget dan umum banget digunakan dalam treatment di klinik kecantikan. Mirip-mirip lah ya dengan Hidrogen Peroksida yang lumayan keras sampai bisa mencerahkan baju, kandungan satu ini juga sebenarnya cukup keras pada kulit sehingga kadar yang boleh digunakan hanya kisaran 10%.
Meski ampuh, sayangnya skincare dengan kandungan Benzyl peroxide terbukti mampu masuk ke dalam sistem peredaran darah sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi perkembangan janin. Jadi juga harus di stop penggunaannya.
Demikian pula dengan Asam Salisilat aka BHA/Beta hydroxy acids. Pengobatan jerawat pada ibu hamil memang super tricky karena actives yang sering digunakan justru berubah menjadi pantangan utama, meski demikian sebenarnya ada alternatif lain yang sudah terbukti aman dan dapat dikonsultasikan dengan ahli terkait.
Sing sabar para acne fighter. :')
Nama lain dalam ingridient skincare: Beta hydroxy acids, Salicylic acid, 3-hydroxypropionic acid, trethocanic acid, tropic acid.
> Chemical sunscreen.
Yap, sebagai pengguna setia sunscreen ternyata aku baru tahu fakta bahwa tidak semua sunscreen itu aman untuk ibu hamil. Gara-gara membaca thhread tentang chemical sunscreen aku baru tahu kalau bumil direkomendasikan untuk menggunakan physical sunscreen misalnya Zinc oxide/titanium dioxide dibandingkan dengan chemical sunscreen.
Nama-nama bahan aktif untuk chemical sunscreen: Avobenzone, homosalate, octisalate, octocrylene, oxybenzone, oxtinoxate, menthyl anthranilate, oxtocrylene.
> Thioglycolic acid
Bahan yang satu ini seringkali ada dalam lotion untuk menghilangkan bulu. Beberapa literatur tidak menyatakan dengan jelas apa bahayanya terhadap bayi, namun tetap menyarankan untuk tidak menggunakan bahan kimia satu ini. Karena tidak ada data yang benar-benar menyatakan kalau bahan satu ini aman, jadi sebaiknya dihindari dulu.
Nama lain dalam ingridient skincare: acetyl mercaptan, mercaptoacetate, mercaptoacetic acid or thiovanic acid.
> Formaldehyde
Terdengar mirip dengan formalin ya? Nah, saya coba browsing ternyata secara kimiawi keduanya merupakan dua bahan yang sama namun berbeda secara formulasi.
Bahan ini sering digunakan dalam kosmetika atau skincare untuk tretment rambut dalam beragam nama yang rasanya familiar banget saking seringnya ketemu di dalam ingridient, duh.
Paparan bahan ini juga dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan yang cukup serius bahkan berpengaruh dengan sistem reproduksi sehingga adalah para ahli melarang penggunaannya pada ibu hamil.
Nama lain dalam ingridient skincare: quaternium-15, dimethyl-dimethyl (DMDM) hydantoin, imidazolidinyl urea, diazolidinyl urea, sodium hydroxymethylglycinate, 5-bromo-5-nitro-13-dioxane, 2-bromo-2-nitropropane-1,3-diol (bromopol).
Terus, kandungan skincare apa yang aman untuk ibu hamil?
Sehabis membaca deretan bahan diatas pasti jadi bertanya-tanya ke pertanyaan berikutnya: Apa dong alternatif pengganti untuk bahan yang dilarang tadi? karena ada beberapa yang harus dipakai, misalnya sunscreen.
Nah, meskipun lebih sedikit tapi ternyata tetap ada bahan yang aman untuk bumil lho, Alhamdulillah banget ya.
Untuk pencerah (brightening and whitening agent), bahan yang aman adalah Niacinamide atau vitamin B3, nama lainnya nicotinid acid atau nicotinamide. Bahan ini termasuk dalam kategori A yang artinya aman untuk kehamilan dalam koridor tertentu, yakni tidak melebihi rekomendasi 17mg dalam tubuh jika dikalkulasikan dengan bahan makanan yang juga dikonsumsi oleh Ibu hamil (yap, niacinamide ini juga ada terkandungan dalam makanan sehari-hari kita).
Btw, selain efektif untuk hiperpigmentasi, kandungan niacinamide juga berfungsi sebagai antioksidan dan anti aging yang cukup mild dan aman digunakan bahkan hingga masa menyusui. Peptides dan Vitamin C juga termasuk dalam kandungan bahan yang aman.
Sedangkan untuk Acid maka, ada dua acid yang diperbolehkan selama kehamilan yakni pelembab yang aman berupa Hyaluronic acid/Asam Hyaluronat dan yang kedua AHA (alpha-hydroxy acid) sebagai exfoliation (melepaskan kulit mati) dengan syarat konsentrasinya dibawah 10% dan digunakan secara terbatas pada area kecil saja.
> Toluene